Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu
keadaan di mana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang
semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi.
Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan
perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi ada perubahan
filosofi manusia di mana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya
menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu
kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut
para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan
pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga
sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
Negara pertama yang melakukan
industrialisasi adalah Inggris ketika terjadi revolusi industri pada abad ke 18.
Masalah
keterbelakangan industrialisasi di indonesia.
Dari jumlah
penduduk indonesia termasuk negara sedang berkembang terbesar ketiga setelah
india dan cina. Namun diluar dari segi industrialisasi indonesia dapat
dikatakan baru mulai, salah satu indikator dari industrialisasi adalah
sumbangan sektor industri dalam GDP (gross domestic product). Dari ukuran ini
sektor industri di indonesia sangat tertinggal dibandingkan dengan
negara-negara utama di asia. Dua ukuran lain adalah besarnya nilai tambah yang
dihasilkan sektor industri dan nilai tambah perkapita.
Dari segi
ukuran mutlak sektor industri diindonesia masih sangat kecil, bahkan
kalah dengan negara-negara kecil di Asia seperti Singapura, Hongkong dan tawan.
Secara perkapita nilai tambah sektor industri termasuk yang paling rendah di
Asia. Indikator lain tingkat industrialisasi adalah produksi listrik perkapita
dan prosentase produksi listrik yang digunakan oleh sektor industri. Di
indonesia produksi listrik perkapita sangat rendah, dan dari tinggkat yang
rendah ini hanya sebagian kecil digunakan oleh konsumen industri.
Keadaan sektor
industri selama tahun 1950 an dan 1960 an pada umumnya tidak menggembirakan
karna iklim politik pada waktu itu yang tidak menentu. Kebijakan perindustrian
selama awal tahun 1960 an mencerminkan filsafat proteksionalisme dan etatisme
yang ekstrim, dengan akibat kemacetan produksi. Sehingga sektor produksi
praktis tidak berkembang ( stagnasi ). Selain itu juga disebabkan karna
kelangkaan modal dan tenaga kerja ahli yang memadai .
Perkembangan
sektor industri mengalami kemajuan yang cukup mengesankan pada masa PJP I, hal
ini dapat dilihat dari jumlah unit usaha, tenaga kerja yang diserap, nilai
keluaran yang dihasilkan, sumbangan devisa dan kontribusi pembentukan PDB,
serta pertumbuhannya sampai terjadinya krisis ekonomi di Indonesia.
Faktor-faktor
Pembangkit dan Penghambat Industri Indonesia
A. Pembangkit.
Faktor
yang dapat membangkitkan perindustrian diindonesi, diantaranya:
1. Struktur organisasi
Dilakukan inovasi dalam jaringan
institusi pemerintah dan swasta yang melakukan Impor. Sebagai pihak yang
membawa,mengubah, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.
2. Ideologi
Perlu sikap dalam menentukan pilihan
untuk mengembangkan suatu teknologi apakah menganut tecno-nasionalism,techno-globalism,
atau techno-hybrids.
3. Kepemimpinan
Pemimpin dan elit politik Indonesia
harus tegas dan cermat dalam mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk
mengembalikan kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.
B. Penghambat
Faktor-Faktor
yang dapat menghambat perkembangan perindustrian adalah :
1. Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian
dalam bidang teknologi menghambat efektifitas dan kemampuan produksi.
2. Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di
Indonesia menjadi penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat
dengan teknologi terbaru.
3. Keterbatasan dana pemerintah
Terbatasnya dana pengembangan teknologi
oleh pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi
Keuntungan-keuntungan industri :
1.
Merubah keaadaan yang serba bergantung pada luar
negeri, untuk menjadikan ekonominya lebih self sufficient.
2.
Dengan industrialisasi diharapkan dapat meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, dengan mempergunakan teknologi
yang lebih modern.
3.
Menambah lapangan-lapangan kerja baru untuk memperkecil
jumlah pengangguran.
4.
Dari segi neraca pembayaran, dimaksudkan agar
secepatnya dapat memperbaiki neraca pembayaran yang selalu defisit.
Dampak
Sosial dan Lingkungan
1. Urbanisasi
Terpusatnya tenaga kerja pada
pabrik – pabrik
di suatu daerah, sehingga daerah tersebut berkembang menjadi kota besar.
2. Eksploitasi
tenaga kerja
Pekerja harus meninggalkan
keluarga agar bisa bekerja di mana industri itu berada.
3. Perubahan
pada struktur keluarga
Perubahan struktur sosial
berdasarkan pada pola pra industrialisasi di mana suatu keluarga besar
cenderung menetap di suatu daerah. Setelah industrialisasi keluarga biasanya
berpindah pindah tempat dan hanya terdiri dari keluarga inti (orang tua dan
anak – anak). Keluarga dan anak – anak yang memasuki kedewasaan akan semakin
aktif berpindah pindah sesuai tempat di mana pekerjaan itu berada.
4. Lingkungan
hidup
Industrialisasi menimbulkan
banyak masalah penyakit. Mulai polusi udara, air, dan suara, masalah kemiskinan, alat
alat berbahaya, kekurangan gizi. Masalah kesehatan di Negara industri
disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial politik, budaya dan juga patogen (mikroorganisme penyebab penyakit)
Dampak
Industrialisasi di Indonesia
Teknologi memungkinkan negara tropis seperti
Indonesia untuk memanfaatkan kekayaan hutan untuk meningkatkan devisa negara dan pembangunan infrastruktur. Hilangnya
hutan di Indonesia berarti hilang juga tanaman - tanaman yang memiliki khasiat
sebagai obat dan juga
fauna langka yang hidup di ekosistem hutan tersebut.
Dibalik kesuksesan Indonesia dalam pembangunan
sebenarnya ada kemerosotan dalam cadangan sumber daya alam dan peningkatan
pencemaran lingkungan. Pada kota kota yang sedang berkembang seperti Gresik,
Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, Lhoksumawe, bahkan hampir seluruh kota kota
di pulau Jawa sudah mengalami peningkatan suhu udara, Walaupun daerah tersebut
tidak pesat perkembangan industrinya.
Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam
bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya. mengelompokkan pecemaran
atas dasar:
1. Bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya.
2. Pengelompokan menurut medium lingkungan
menghasilkan bentuk pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial.
3. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan
pencemaran dalam bentuk
primer dan sekunder.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar