Beberapa hari lalu media ramai
dengan pemberitaan tentang kisruh antara transportasi konvensional vs
transportasi berbasis aplikasi/online. Kemunculan transportasi berbasis
aplikasi atau online di satu sisi disambut positif oleh kalangan konsumen namun
disisi lain, kehadiran transportasi online juga memunculkan masalah. Tepatnya,
aksi demonstrasi berujung aksi kerusuhan di beberapa titik di Jakarta berawal
dari kekesalan supir konvensional yang telah menumpuk lama akibat merasa lahan
pencarian nafkah mereka yang ‘direbut’ oleh transportasi online dan merasa
diperlakukan tidak adil oleh pemerintah.
Pada perusahaan jasa layanan
angkutan umum berbasis online, area operasi angkutan umum konvensional
terbatas, tak sebebas pada angkutan umum berbasis online. Tarif angkutan
umum berbasis online menjadi jauh lebih murah dan mudah untuk didapatkan yang
kemudian mengakibatkan masyarakat atau siapapun pasti lebih memilih
transportasi online.
Mengapa
fenomena ini terjadi? Sebenarnya, terjadi perbedaan cara pandang di kedua
pihak. Di pihak pengemudi taksi konvensional, mereka merasa dirugikan.
1)
Taksi konvensional terdaftar secara resmi di dinas
perhubungan, sehingga berhak mendapat plat kuning, tanda angkutan umum sedangkan
taksi berbasis aplikasi menggunakan kendaraan biasa, yang bukan untuk angkutan
umum.
2)
Dengan mereka resmi sebagai angkutan umum, mereka
pun berkewajiban membayar pajak yang berbeda dengan pengguna plat hitam, plat
kendaraan biasa, yang juga digunakan oleh taksi berbasis aplikasi.
3)
Taksi konvensional menggunakan metode menunggu
penumpang, sedangkan taksi berbasis aplikasi menjemput penumpang.
4)
Perbedaan tarif, tarif taksi konvensional jika
dibandingkan dengan tarif taksi berbasis aplikasi berbeda jauh.
5)
Adaptasi terhadap teknologi yang diambil peluangnya
oleh pengguna taksi berbasis aplikasi, dan belum digarap dengan baik oleh pihak
pengelola taksi konvensional.
Internet sebagai jawaban atas kebutuhan masa kini
hingga beberapa waktu ke depan. Perubahan sosial Menurut seorang Sosiolog,
Mascionis, terdapat empat karakter utama perubahan social:
1)
Perubahan sosial terjadi
sepanjang waktu.
Pada zaman dulu transportasi yang umum yang banyak dipakai oleh
masyarakat adalah delman dan becak, kemudian berkembang dengan adanya bajaj,
angkutan umum dan bus kota. Lalu masyarakat mencari satu transportasi yang
lebih nyaman, maka muncullah taksi. Dan pada saat ini masyarakat lebih
mementingkan kecepatan seiring dengan kemacetan yang terjadi di Ibu kota, maka
muncullah transportasi berbasis online sesuaai dengan kebuttuhan masyarakat.
2)
Perubahan sosial terkadang dapat diketahui, namun seringkali tidak direncanakan.
Munculnya transportasi berbasis online sudah dapat diprediksi dengan
semakin meningkatnya penggunaan internet di indonesia dan semua perubahan ini
tidak ada rencana
3)
Perubahan sosial selalu
kontroversial.
Kasus ini menimbulkan pro dan kontra di dalam kalangan banyak kalangan
yang mendukung adanya transportasi online dan ada juga yang tidak menndukung.
4)
Suatu perubahan sosial lebih menonjol
dibanding yang lainnya.
Pada kasus ini perubahan sosial dibidang transportasi lebih terlihat
jelas. Karena adanya perubahan teknologi dan komunikasi yang akan membuat
banyak dampak didalam transportasi.
Harus bertindak secara bijak jika ingin mencri pihak yang salah. Jika
ada pihak yang disalahkan maka semua
pihak pantas untuk disalahkan. Mengapa semua pihak?
- · Pihak transportasi konvensional salah, karena tbelum bisa tanggap pada perubahan zaman.
- · Pihak penyedia transportasi berbasis online juga salah, karena tidak mengikuti peraturan yang sudah berlaku, karena mereka tidak menyamakan tarif harga dengan pesaing yang sudah lama beroperasi.
- · Pemerintah pun juga salah, karena belum tanggap dalam melihat fenomena yang akan terjadi di masyarakat.
Jadi solusinya dari kesalahan semua pihak ini adalah, pihak transportasi
konvensional harus lebih tanggap terhadap perkembangan teknnologi yang terjadi
di indonesia. Pihak penyedia transportasi berbasis online juga jangan
menetapkan harga jauh dibawah harga yang usdah ada. Pemerintah juga seharusnya
membuat peraturan yang efisien agar persaingan menjadi sehat.
Sumber :
http://bontang.prokal.co/read/news/4228-ricuh-transportasi-online-vs-transportasi-konvensional.html
http://www.kompasiana.com/famajiid/taksi-konvensional-vs-online-fenomena-perubahan-sosial_56f147a78f7a6182090c8281
http://www.kompasiana.com/famajiid/taksi-konvensional-vs-online-fenomena-perubahan-sosial_56f147a78f7a6182090c8281
Tidak ada komentar:
Posting Komentar