KEPUASAN KERJA
Oleh : Dewi Nurjanah (21215791)
Mahasiswa Prodi Akuntansi, Universitas Gunadarma
Email : dewinurjanah83@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi yang bertujuan
memperoleh keuntungan. Dalam melakukan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan
sumber daya manusia dikarenakan sumber
daya manusia merupakan kekuatan daya pikir dan berkarya manusia yang masih
tersimpan dalam diri, yang perlu digaji, dibina, dikembangkan untuk
dimanfaatkan sebaik – baiknya. Manusia sebagai karyawan merupakan bagian
penting yang terdapat dalam perusahaan dan sangat mempengaruhi keberhasilan
pencapaian tujuan perusahaan.
Perusahaan yang sukses memerlukan karyawan yang mampu dan mau
mengerjakan tugas yang bukan termasuk tugas formal mereka. Karyawan yang
memiliki kepuasan kerja memiliki konsep akan hasil, perlakuan dan prosedur yang
adil, sehingga perlu adanya kepercayaan antara keryawan dan atasan, maka
karyawan akan dengan sukarela bertindak melebihi harapan organisasi. Kepuasan
kerja sebagai apa yang membuat orang – orang menginginkan dan menyenangi
pekerjaan karena mereka merasa bahagia dalam melakukan pekerjaannya. Agar
tujuan suatu organisasi dapat terwujud karyawan harus bisa merasakan kepuasan
dalam pekerjaannya agar prestasi kerja dapat meningkat dan tujuan perusahaan
dapat terwujud.
Kepuasan kerja juga berpengaruh kepada komitmen organisasional. Pada
fase awal faktor yang memepengaruhi komitmen karyawan pada perusahaan adalah
karakteristik individu, harapan karyawan pada organisasi dan karakteristik
pekerjaan. Disiplin kerja dapat mempengaruhi komitmen yang dimiliki karyawan
karena organisasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen,
dimana bukan hanya mengkomunikasikan visi, misi, strategi dan tujuan perusahaan
tapi bagaimana caranya agar komitmen itu tercipta. Karena itulah Komitmen
dianggap sangat penting hingga membuat beberapa organisasi memasukan unsur komitmen sebagai salah satu
syarat seseorang untuk memegang jabatan.
Dalam artikel ini akan menjelaskan secara rinci tentan Kepuasan Kerja,
Aspek – aspek Kepuasan Kerja, Faktor – faktor penentu kepuasan kerja,
Konsekuensi Kepuasan Kerja, Cara mengukur Kepuasan Kerja, Hubungan kepuasan
kerja dengan semangat kerja, Tingkat Stress, Program, fungsi dan tipe
konseling.
2. STUDI
TERDAHULU
No
|
Nama Peneliti dan
Tahun
|
Judul
|
Tujuan
|
Kesimpulan
|
1
2
|
Eni
Erlina Ritonga
(2018).
1. Erni Hayati
Nasution
2. Said
Musnadi
3. Faisal
(2018).
|
Peran
Organizational Citizenship Behavior sebagai Pemediasi Pengaruh Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Perawat.
Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh
|
menjelaskan
tentang Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Menjelaskan
bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui OCB.
Mendeskripsikan
keterliabatan kerja, beban kerja, budata organisasi, kepuasan kerja dan
kinerja karyawan.
Pengaruh
keterlibatan kerja, Beban kerja, budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
|
Hipotesis
pertama Terdapat pengaruh secara langsung kepuasan kerja terhadap Kinerja
Karyawan. Hipotesis kedua terdapat pengaruh secara tidak langsung kepuasan
kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui OCB.
Terdapat
pengaruh tidak langsung keterlibatan, beban kerja dan budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja pegawai kanwil Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara Aceh.
|
3
|
1. Yuri Renata Riska
2. Aditya Wardana
(2018).
|
Pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Dapensi Dwikarya Bandung
|
Untuk
mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Dapensi
Dwikarya Bandung.
|
Kepuasan
kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT Dapensi Dwikarya Bandung memiliki
hubungan positif dan signifikan. Besarnya pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan sebesar 54,8% dan sisanya sebesar 45,2% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti.
|
4.
|
1. Dede Kurnia Ilahi
2. Mochamad Djudi Mukzam
3.Arik Prasetya
(2017).
|
Pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja dan Komitmen Organisasional Studi pada Karyawan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur Area Malang.
|
Untuk
menggambarkan dan menjelaskan kepuasan kerja, disiplin kerja dan kmitmen
organisasional.
|
Variabel
kepuasan kerja mempunyai pengaruh secara signifikan dan positif terhadap
disiplin kerja dan pengaruh kepuasan kerja secara tidak langsung terhadap
komitmen organisasional melalui disiplin kerja.
|
5.
|
1. Steven Gondo Kusumo
2. Eddy Madiono Sutanto
(2015).
|
Motivasi
Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Karyawan.
|
Untuk
mengetahui Pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan terhadap
komitmen organisasional.
|
Variabel
motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
variable komitmen organisasional. Variable motivasi kerja dan kepuasan kerja
memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasional dan dominasi oleh kepuasan
kerja.
|
6
|
Rina Milyati
Yuniastuti
(2011).
|
Pengaruh
Kepuasan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada CV Organik Agro System di
Bandar Lampung
|
Untuk
mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan
|
Kepuasan
kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada CV Organik
Agro System dapat diterima.
|
7
|
Dhini Rama
Dhania
(2010).
|
Pengaruh
Stres Kerja, Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja Studi pada Medical
Representatif Dikota Kudus.
|
Untuk
mengetahui apakah stress kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
|
Bahwa
stress kerja tidak secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja yang
dirasakan medical representatif di kota kudus.
|
3. PEMBAHASAN
3.1
Kepuasan Kerja
Edy Sutrisno (2011:74) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap
karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama
antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal – hal yang menyangkut
faktor fisik dan psikologis. Kepuasan merujuk pada sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya.
3.2
Aspek – Aspek
Kepuasan Kerja
Aspek – aspek yang
diukur dalam kepuasan kerja yaitu:
1. Kesesuaian
Seseorang
akan merasakan kepuasan bila apa yang didapat seseorang lebih dari apa yang
diharapkan
2.
Rasa adil
Kepuasan
seseorang didapat bagaimana seseorang merasakan adanya suatu keadilan atas
situasi tertentu, dan dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain.
3.
Hilangnya perasaan tidak puas
Merupakan
faktor – faktor yang menjadi penyebab dan ketidakpuasan seseorang. Faktor –
faktor yang meliputi adalah gaji, penyelia, teman kerja, kondisi kerja,
kebijakan perusahaan dan kemanan kerja.
4.
Satisfiers
Merupakan
faktor – faktor yang menjadi sumber dari kepuasan seseorang meliputi pekerjaan
itu sendiri, prestasi kerja, kesempatan untuk maju dalam pekerjaan, pengakuan
terhadap prestasi, dan tanggung jawab.
3.3
Faktor – faktor yang
mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Edy Sutrisno (2014:80)
mengatakan faktor – faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja, yaitu:
1.
Faktor Psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan
kejiwaan karyawan yang meliputi minat, nyaman dalam kerja, sikap terhadap
kerja, bakat dan keterampilan.
2.
Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan
interaksi social baik antara sesame karyawan, maupun dengan atasannya.
3.
Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu
istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan (suhu, penerangan, pertukaran
udara), kodisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
4.
Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan
jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi si stem dan besrnya gaji, jaminan social,
macam – macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
3.4
Konsekuensi Kepuasan Kerja
1.
Kepuasan dan Motivasi
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan kepuasan
kerja. Karena kepuasan dengan pengawasan berkorelasi secara signifikan dengan
motivasi, para manager disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana perilaku
mereka mempengaruhi kepuasan kerja. Para manager secara potensial meningkatkan
motivasi para karyawan melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja
2.
Kepuasan dan Keterlibatan dalam Pekerjaan
Keterlibatan dalam pekerjaan merupakan
keterlibatan individu dengan peran dalam pekerjaannya.
3.
Kepuasan dengan OCB
Kepuasan kerja dianggap sebagai faktor utama
yang mempengaruhi perilaku ekstra peran (OCB). Bahwa logis menganggap kepuasan
sebagai predictor utama OCB, karena karyawan yang puas cenderung akan berbicara
positif mengenai organisais, membantu individu lain, dan melewati harapan
normal dalam pekerjaan mereka. Selain itu, karyawan yang puas mungkin akan
memberikan peran yang lebih karena merespon pengalaman positif mereka.
4.
Kepuasan kerja dengan Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi mencerminkan bagaimana individu mengidentifikasikan
dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-tujuannya. Para manager
disarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja dengan tujuan mendapatkan tingkat
komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang tinggi dapat mempermudah
terwujudnya produktivitas yang lebih tinggi
3.5
Cara Mengukur
Kepuasan Kerja
ada tiga cara untuk
melakukan pengukuran kepuasan kerja, yaitu :
1.
Rating Scales dan
Kuesioner
Rating scales dan kuesioner merupakan pendekatan
pengukuran kepuasan kerja yang paling umum dipakai dengan menggunakan
kuesioner dimana rating scales secara khusus disiapkan. Dengan
menggunakan metode ini, orang menjawab pertanyaan yang memungkinkan mereka
melaporkan reaksi mereka pada pekerjaan mereka.
2.
Critical Incidents
Menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang mereka
rasakan terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban mereka dipelajari
untuk mengungkap tema yang mendasari.
3.
Interviews
Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan
wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan secara langsung tentang
sikap mereka, dengan mengajukan pertanyaan secara berhati-hati kepada pekerja
dan mencatat jawabannya secara sistematis, hubungan pekerjaan dengan sikap
dapat dipelajari.
3.6
Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan
Semangat Kerja (Morale)
Faktor sumber daya manusia merupakan tujuan utama dalam Pembangunan
perusahaan hal ini di karena hasil kinerja karyawan Sebagai penentu
kelangsungan perusahaan Kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam
menjalankan sistem perusahaan karena jika karyawan tidakmelakukan pekerjaannya
perusahaan tersebut akan mengalami kegagalan. Peningkatan kinerja dapat
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti, peningkatan kepuasan kerja dan
semangat kerja.
Untuk mengetahui kondisi kepuasan kerja melalui aspek ciri-ciri
intrinsik pekerjaan, gaji, penyeliaan, rekan kerja dan kondisi kerja. Semangat
kerja diketahui melalui dimensi semangat kerja yaitu: tingkat perilaku agresif,
perasaan dalam pekerjaan; kemampuan beradaptasi dan keterlibatan ego. Sedangkan
kinerja karyawan itu sendiri dapat dilihat dari: kualitas kerja, kuantitas
kerja, ketepatan waktu, efektifitas, kebutuhan pengawasan dan interpersonal
impor.
3.7
Semangat Kerja
Semangat kerja adalah sikap kesediaan
perasaan yang memungkinkan seorang karyawan untuk menghasilkan kerja yang lebih
banyak dan lebih tanpa menambah keletihan, yang menyebabkan karyawan dengan
antusias ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha kelompok
sekerjanya.
3.8
Tingkat Stress
Ketika seseorang
mengalami stress seringkali sesuai dengan kondisi tubuhnya. Saat stress
seseorang kemungkinan akan mengalami beberapa hal sebagai berikut:
1. Tidak
fokus dalam melakukan aktivitas
2. Menangis
3. Psikosomatis
4. Bahkan
bisa melakukan tindakan yang melanggar norma.
3.9
Program, Fungsi dan Tipe Konseling
1.
Crisis Intervention Counseling
Intervensi konseling krisis sebagai metode
yang digunakan untuk menolong dalam situasi segera, bantuan jangka pendek
kepada individu yang mengalami masalah emosional, mental, fisik dan perilaku
distress atau masalah dari pengalaman atau kejadian seperti: Bencana alam, Pelecehan
atau pemerkosaan seksual, perampokan, Sakit secara medik, Gangguan/sakit mental,
Percobaan atau bunuh diri, Kehilangan, cerai atau perubahan drastis dalam
hubungan
2.
Marriage and Family Counseling
Konseling pernikahan menciptakan dan
memediasi satu lingkungan yang aman/nyaman untuk dua pribadi dalam pernikahan
untuk mendiskusikan apa masalah yang dimiliki masing-masing terhadap pasangan,
memecahkan perbedaan dan bekerja sama untuk saling meningkat kanpemahaman.
3.
Relationship Counseling
Relationship counseling menolong dua pribadi
atau lebih dalam satu keluarga, pasangan, pekerja atau majikan di dunia kerja,
atau antara profesional dengan klien dalam hubungan satu upaya untuk mengenal
perbedaan
4.
Guidance and Career Counseling
BK Karier membantu dan mengentaskan bagi
individu yang mencari pekerjaan, memutuskan di bidang akademik dan karier.
5.
Rehabilitation Counseling
Konseling rehabilitasi menolong individu
dengan fisik, mental perkembangan yang terlambat dan gangguan otak) dan
gangguan psikiatri untuk mencapai hidup yang produktif dan mandiri.
6.
Mental Health Counseling
Konseling kesehatan mental member perlakuan
psikopatologi dan mempromosikan kesehatan mental yang optimal dan hidup sehat.
7.
Sexual Trauma Counseling
Konseling trauma seksual ini menyediakan
layanan kepada anak dan orang dewasa yang mengalami kekerasan dan pelecehan
seksual dan juga keluarga melalui pendidikan masyarakat, advokasi danpemulihan.
8.
AIDS Counseling
Konseling AIDS adalah satu spesialisasi dari
konseling yang menghadapi pencegahan dari peyakit dan pengobatan dari konseli
yang di diagnosis dengan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau (Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
9.
Philosophical Counseling
Konseling Filosofi adalah konsleing
menggunakan pengetahuan filososfis, analisis konseptual, dan keterampilan logik
untuk menemukan makna baru sebagai cara dan ekspresi pemikiran.
10.
Grief and Bereavement Counseling
Konseling kehilangan dan kematian adalah
bentuk terapi khusus dengan tujuan menolong individu dengan peristiwa kematian
dan hadir di situasi kehilangan individu dalam kesehatan mental.
11.
Substance Abuse Counseling
Konseling penyalahgunaan zat adiktif menolong
individu yang adiksi obat dan alkohol.
12.
Transgender Counseling
Konseling transgender menolong individu
transgender menerima keunikannya, ketimbang menolak, memberontak atau malu atau
bingung tentang dirinya, dan sosial menerima apa adanya.
KESIMPULAN
Kepuasan kerja penting untuk dipelajari karena
dengan mengetahui kepuasan kerja maka memudahkan bagi organisasi untuk
meningkatkan dan mengembangkan organisasi tersebut. Untuk meningkatkan Kepuasan
Kerja pegawai secara keseluruhan, maka faktor yang perlu mendapatkan perhatian
adalah adanya perasaan puas dan bangga yang dimiliki oleh pegawai sehingga
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi yang perlu mendapatkan perhatian bahwa pimpinan dapat memberikan
pelayanan berkualitas dan meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan oleh
pegawai.
REFERENSI
Dhania, Dhini Rama. 2010. Pengaruh
Stres Kerja, Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja Studi pada Medical
Representatif Dikota Kudus.
Jurnal Psikologi, Vol.1, No 1 Desember
2010, Hal. 15-23.
Ilahi,
Dede Kurnia., dan Mochamad Djudi Mukzam.
2017. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap
Disiplin Kerja dan Komitmen Organisasional
Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang.
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.44, No 1 Maret 2017, Hal. 31-39.
Kusumo,
Steven Gondo., dan Eddy Madiono Sutanto. 2015. Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Karyawan. Jurnal
Manajemen, Vol. 17, No.2 September 2015, Hal. 186 – 196.
Nasution, Erni Hayati., dan Said Musnadi. 2018. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Dan Dampaknya Terhadap
Kinerja Pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh. Jurnal Magister
Manajemen, Vol.2, No.1 Januari 2018, Hal. 124-134.
Riska,
Yuri Renata., dan Aditya Wardana. 2018. Pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Dapensi Dwikarya Bandung.
Jurnal Administrasi Bisnis.
Ritonga,
Eni Erlina. 2018. Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Kepuasan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh. Jurnal Istiqodhuna, Vol. 14,
No.1, Hal. 71-86 .
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Jakarta:Kencana.
. 2014. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Keenam. Jakarta:Pranada Media Group.
Yuniastuti, Rina Milyati. 2011. Pengaruh Kepuasan Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan pada CV Organik Agro System di Bandar Lampung. Jurnal Manajemen
dan Bisnis, Vol. 1, No. 2 April 2011, Hal. 199-210.