Rabu, 29 Juni 2016

Berubah menjadi Pribadi yang lebih baik




Semua orang ingin berubah menjadi lebih baik. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana caranya menjadi pribadi yang baik.
Sepanjang waktu,  mencoba mencari tahu apa yang bisa  dilakukan untuk menjadi orang yang lebih baik. Tidak hanya itu, ingin mencapai sesuatu yang hebat dan meninggalkan kesan serta jejak yang baik pada dunia ini. Dengan menyisihkan sedikit waktu setiap hari untuk merenungkan semua perbuatan yang baik maupun yang buruk yang pernah  dilakukan, memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Dulu, awalnya semua orang bukanlah orang yang baik. Saya sering mengejek orang lain dan bersifat egois, namun saya juga mencoba untuk tetap memperhatikan dunia yang terus berputar di sekitar saya.
Setelah belajar apa artinya menjadi orang yang lebih baik, mampu mengembangkan dan menunjukkan pesona yang dimiliki kepada sebagian orang.
1.      Niat Dulu, Mau Merubah
Untuk menjadi orang yang lebih baik, kamu harus mau berubah. Perubahan merupakan satu-satunya cara untuk maju dan berkembang sehingga kamu akan menjadi apa yang kamu inginkan. Tidak sedikit orang-orang yang menentang perubahan atau enggan untuk berubah sehingga perkembangan mereka menjadi seseorang yang lebih baik terasa sedikit lebih sulit. Namun jika kamu tetap berpikir terbuka dan bersedia untuk berubah, segera, cepat atau lambat kamu akan menjadi seseorang yang lebih baik seperti yang kamu inginkan.
2.      Berhentilah Membuat Alasan, Alasan, dan Alasan
Ketika mulai usaha ketika pada saat muda, mencoba membuat berbagai alasan untuk segala sesuatu yang tidak beres, seperti masalah misalnya. Sering menyalahkan orang lain, mencari kambing hitam, atau bahkan menyalahkan orang lain yang tidak terlibat. Dan yang pasti, akan berusaha untuk tidak menyalahkan diri sendiri atas masalah-masalah yang dihadapi.
Namun kesadaran dan mulai belajar untuk bertanggung jawab terhadap kesalahan yang dibuat karena hal tersebut sangat penting. Berhenti membuat alasan dan benar-benar bertanggungjawab serta menganggapnya sebagai kesalahan saya sendiri.
Dengan mengetahui bahwa berbuat salah, pun bisa memanfaatkannya untuk belajar yang pada gilirannya dapat membantu menjadi orang yang lebih baik.
3.      Berhentilah Menjadi Seseorang yang Pemarah
Tidak sedikit orang yang membiarkan kemarahan maupun emosi menguasi dan mengubah keterampilan mereka dalam mengambil keputusan.
Banyak diantara kita tumbuh dan berkembang menjadi seseorang yang emosional, sehingga hal tersebut sangat merugikan dan bahkan justru bisa merusak hubungan dengan orang-orang terdekat. Tidak hanya itu, emosi sudah pasti akan menyebabkan tekanan darah tinggi.
Mengendalikan amarah merupakan keterampilan yang memang sulit untuk dikuasai. Akan tetapi hal tersebut harus dilatih karena sangat bermanfaat. Alih-alih meluapkan kemarahan, kita sebaiknya mencoba menemukan solusi atau cara tepat untuk mengubah emosi negatif yang ada.
Karena kemarahan tidak pernah bisa membantu memecahkan masalah dan justru sebaliknya, kemarahan seringkali menciptakan masalah baru. Menemukan cara-cara tertentu untuk membuat saraf otak menjadi lebih santai serta untuk meredakan amarah ternyata sangat membantu.
4.      Jadilah Panutan
Menjadi seorang role model atau menjadi seseorang yang bisa ditiru juga memiliki dampak yang cukup positif. Ini merupakan salah satu cara menjadi pribadi yang baik tanpa harus repot-repot menjadi pribadi lain yang bukan diri kamu sendiri.
Setelah sukses dan ketika orang-orang mulai mengalihkan perhatiannya kearahmu, kamu pun mulai lebih berhati-hati dalam berperilaku. Saya seringkali tidak ingin mengecewakan orang lain dengan menunjukkan sifat kekanak-kanakan atau contoh yang buruk.
Kamu bisa mencoba dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Misalnya menjadi seorang kakak yang baik untuk adik-adikmu, atau menjadi pelatih di tim anak-anak, atau kamu juga bisa mencoba menjadi panutan di dalam keluarga.
5.      Jadilah Pemaaf
Menjadi seorang pemaaf bukanlah hal mudah. Akan tetapi memaafkan seseorang yang pernah menyakitimu, walaupun sangat sulit namun tentu saja bisa dilakukan. Dan memaafkan, ternyata memiliki efek yang cukup signifikan terhadap perubahan dan perkembangan kita untuk menjadi seorang yang lebih baik dan lebih bijak.
Seringkali kita menyimpan dendam pada seseorang yang pernah menyakiti kita. Padahal, dendam tersebut adalah penyakit hati yang benar-benar sangat merugikan, hingga menyebabkan kita kesulitan untuk menjadi orang yang lebih baik.
Kita harus belajar bahwa manusia cenderung sering membuat kesalahan. Sehingga, alih-alih mendendam dengan kesalahan-kesalahan yang dilakukan orang terhadap kita, ada baiknya kita memaafkan orang tersebut. Dengan menjadi seorang yang pemaaf, kamu pun akan lebih mudah untuk menjadi lebih dewasa.
6.      Menjadi Pendengar yang Baik
Saat ini orang kebanyakan sibuk dengan karir yang mereka miliki, sibuk dengan keluarga, dan bahkan sibuk dengan kehidupan serta diri mereka sendiri. Kondisi tersebut membuat banyak orang tidak memiliki banyak waktu untuk mendengarkan orang lain. Saya mencoba untuk belajar menjadi pendengar yang baik dan memberikan sumbang saran yang ternyata memiliki dampak sangat luar biasa.
Mendengarkan keluh kesah orang lain akan membuat kita belajar lebih banyak. Tidak hanya itu, menjadi pendengar yang baik juga dapat membuat hidup kita menjadi lebih positif.
7.      Jujur Saja
Memang sulit menemukan orang jujur saat ini. Namun, kejujuran merupakan obat terbaik untuk menghadapi setiap situasi. Kamu bisa berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengatakan sesuatu yang mengandung suatu kebohongan.
Kamu bisa menantang dirimu untuk selalu jujur karena kebiasaan ini akan membuatmu berkembang menjadi seseorang yang lebih dewasa, baik dan karismatik.
Jika selama ini kamu sering berbohong atau setidaknya berbohong satu kali dalam sehari, cobalah untuk memaksakan (melatih) diri jujur sepenuhnya dalam satu hari penuh. Setelah itu kamu bisa meningkatkannya menjadi: jujur dua hari, tiga hari, dan seterusnya hingga kamu benar-benar menjadi pribadi yang jujur seutuhnya. Segera kamu akan merasakan efek dari sebuah kejujuran.
8.      Lakukan Sesuatu yang Tidak Kamu Inginkan
Menjaga agar pikiran selalu terbuka serta mencoba hal-hal yang tidak lumrah untuk dilakukan merupakan salah satu cara untuk menjadi orang yang lebih baik. Mengambil resiko dan menantang diri memang selalu menakutkan untuk dilakukan.
Namun, jika kita melihat orang-orang sukses, tentu saja resiko dan tantangan yang mereka hadapi tidaklah kecil. Untuk menjadi orang besar kita pun harus mengambil resiko-risiko yang besar pula.
9.      Berikan Kejutan Kepada Seseorang yang Spesial
Jika memiliki seseorang yang sangat dicintai dalam hidupmu. Ntah itu pasangan anak atau anggota keluarga yang lain. Dapat merencanakan kejutan khusus untuk merek, dengan memberikan surprise special berupa tiket liburan ataupun hadiah tertentu yang disukainyaa bisa juga mentraktir mereka. Itu merupakan sesuatu yang dapat memberikan dampak positif.

Sumber:
http://www.teknikhidup.com/komunikasi/cara-menjadi-pribadi-yang-baik

Belajar Menjadi Wirausahawan yang Baik


Banyak orang yang memilih menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) dengan alasan tersendiri. Ada yang ingin mengembangkan minat di bidang bisnis, ada yang ingin memiliki waktu fleksibel dan ada pula orang yang menjadi wirausahawan karena meneruskan bisnis orang tua. Apapun alasannya, menjadi wirausahawan merupakan sebuah profesi yang memerlukan banyak pembelajaran hidup. Tak ada orang yang langsung terlahir dengan jiwa wirausahawan. Semua kesuksesan tersebut berasal dari proses pembelajaran dan kesungguhan hati.
Menurut definisi yang dijelaskan oleh KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), wirausahawan adalah orang yang berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Apapun background pendidikannya, seorang wirausahawan harus mampu menginspirasi dirinya sendiri untuk senantiasa melakukan kreasi dan inovasi.
Hal yang perlu dipelajari dan dipahami oleh seorang calon pengusaha, yaitu :
1.      Fokus dengan tujuan
Jangan terlalu terburu-buru untuk mulai berbisnis di berbagai bidang. Pilih salah satu bidang yang paling dikuasai untuk mulai memaksimalkan potensi dan bakat anda. Fokus dengan inovasi produk yang akan merebut perhatian calon pelanggan. Setelah bisnis mulai terbentuk dapat mulai berfokus pada pengembangan level bisnis yang tentunya diiringi dengan inovasi tanpa henti.
2.      Bekerja dengan Disiplin
Bagaimana bisa mulai memimpin pekerja-pekerja bila terhadap diri sendiri saja bersikap lengah dan santai. Mulai disiplin dari hal-hal kecil. Misalnya, menetapkan jam masuk bagi karyawan.
3.      Pelajari system bisnis secara keseluruhan
Sang pemilik bisnis yaitu membentuk system dan bertanggung jawab atas keseluruhan proses bisnis, hendaknya dapat memahami keseluruhan system bisnis yang telah dibuat. Jangan bergantung kepada karyawan dalam berbagai hal apapun. Sehingga sekalipun karyawan memutuskan resign secara mendadak.
4.      Bersikap dengan bijak dan persuasive
Pribadi introvert yang tidak terlalu suka beramah tamah dengan orang lain. Mulailah belajar menempatkan diri untuk berbaur dengan oranglain. Sikap humble dan terbuka mampu membuat orang lain tertarik dengan bisnis yang dibangun. Jadi, saatnya dapat menjadi diri sendiri da nada saatnya harus mampu mengeluarkan kemampuan komunikasi secara persuasive.
5.      Jalinlah relasi yang baik dengan oranglain
Sebagai makhluk social, kita tidak akan pernah tau kapan membutuhkan bantuan dari orang lain. Jangan menyepelekan hubungan social dengan orang lain. Jalinlah relasi yang baik dan komunikatif dengan semua orang.
6.      Bersenang-senang? Sebaiknya ditunda dulu
Bukan berarti tak boleh bersenang-senang ketika bisnis dirintis mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Tapi, kesenangan tersebut patut diimbangi dengan upaya mempertahankan dan menaikkan leel bisnis. Jangan sampai berubah menjadi seorang yang cepat puas atas posisi yang telah dicapai.
      Selain itu makna penundaan bukan berarti harus selalu terpaku dengan aturan yang membuat dirinya malah tidak nyaman menjalani bisnis nantinya. Harus ada peribangan yang baik antara waktu yang digunakan untuk mengejar karir wirausaha dengan waktu menenangkan hati untuk jalan hidup agar berjalan lebih baik.
7.      Ingatlah bahwa setiap bisnis pasti ada resikonya
Wirausahaan yaitu orang orang yang realistis dan mampu menanggung risiko bisnis. Jadi jangan terbuai dengan kesuksesan yang telah dicapai dibidang bisnis. Kelalaian dapat memicu munculnya kesalahan-kesalahan yang meimbulkan risiko besar. Buatlah manajemen risiko sebagai bentuk antisipasi terhadap permasalahan yang dapat muncul.
8.        Selalu Bersyukur
     Sebagai manusia yang beragama dan berTuhan tentunya kita harus selalu bersyukur atas segala usaha yang telah kita capai saat ini. Karena dalam kehidupan manusia selalu ada campur tangan Tuhan. Namun, dalam bersyukur atas apa yang sudah kita dapatkan saat ini bukan berarti kita langsung pasrah pada nasib yang Tuhan berikan.
9.      Pintar Memanfaatkan Peluang
      Peluang atau kesempatan dapat di ibaratkan sebuah emas, sangat disayangkan jika sebuah peluang atau kesempatan hanya terlewatkan begitu saja. Manfaatkanlah peluang yang berguna untuk meningkatkan / memajukan usaha anda. Misalnya saja peluang promosi gratis atau peluang mendapatkan hasil berlipat.
10.  Mau Mendengarkan Masukan
     Menjadi seorang wirausaha harus mau mendengarkan masukan dari orang lain terutama yang lebih berpengalaman dari kita. Hindari praduga atau merasa bahwa kita sendiri saja sudah cukup pintar, cukup menguasai, atau merasa sudah benar tanpa harus mendengarkan masukan dari orang lain. Jangan hanya mengandalkan bakat dari diri pribadi, belajar dari orang lain, mengikuti seminar-seminar kewirausahaan juga penting untuk mempertajam pengetahuan dan kemampuan kita.

Jadi, menjadi seorang wirausahawan tampaknya sangat menyenangka. Bisa memimpin babnyak orang. Memiliki kecukupan materi dan memiliki waktu yang fleksibel. Namun menjadi seorang wirausahawan tidak semudah yang dibayangkan karena kelalaian kecil dapat memicu munculnya permasalahan yang lebih besar. Sebelum memutuskan untuk mulai berwirausaha buatlah perencanaan yang matang dan meminta dukungan dari orang orang terekat. Dukungan moril dapat menjadi salah satu sumber kekuatan terbesar yang bisa memotivasi seorang wirausahawan.

Sumber:

Selasa, 07 Juni 2016

Pengangguran dan Kemiskinan yang terjadi DiIndonesia



Sepanjang 2015, perekonomian nasional mengalami tekanan yang cukup berat. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cukup dalam membuat perekonomian juga turut melambat.
Situasi itu berpengaruh negatif terhadap dunia usaha dan memicu terjadinya kebangkrutan dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Wajar saja jika banyak pihak memperhitungkan bahwa kondisi ini membuat angka pengangguran dan kemiskinan meningkat. Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa Ekonomi Indonesia pada triwulan III-2015 hanya tumbuh sebesar 4,73 persen terhadap triwulan III/2014 (yoy). 
Menurut publikasi BPS, angkatan kerja pada Agustus 2015 berjumlah sebanyak 122,4 juta orang. Angka ini menunjukkan bahwa angkatan kerja dibanding Agustus 2014 bertambah sebanyak 510.000 orang. Namun penambahan angkatan kerja tersebut belum bisa terserap oleh dunia kerja. Akibatnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami peningkatan. 
Angka TPT pada Agustus 2014 tercatat sebesar 5,94%, angka tersebut naik menjadi sebesar 6,18% pada Agustus 2015. Kalau kita telusuri data terkait kelompok masyarakat yang bekerja, kondisinya juga tak begitu menggembirakan. Dilihat dari jam kerja, berdasarkan jam kerja per minggu, jumlah penduduk bekerja di atas 35 jam per minggu (pekerja penuh) pada Agustus 2015 hanya berjumlah 80,5 juta orang dari angkatan kerja yang berjumlah 122,4 juta orang.
Kemudian sebanyak 6,5 juta pekerja di Indonesia yang dalam seminggu bekerja kurang dari 15 jam. Kondisi yang semakin ironis akan terlihat dari komposisi penduduk bekerja menurut tingkat pendidikan. Menurut data BPS per Agustus 2015, penduduk Indonesia yang bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 44,27%. Adapun penduduk bekerja dengan pendidikan sarjana ke atas masih kecil sekali, hanya 8,33%.

Potret ironis tersebut akan semakin memprihatinkan ketika dihubungkan dengan masalah kemiskinan di Indonesia. Menurut BPS, pada bulan Maret 2015 lalu s, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22%). Angka itu bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96%).

Penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2015 meningkat menjadi 8,29% dibanding September 2014 sebesar 8,16%. Angka persentase itu merepresentasi kenaikan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan sebanyak 0,29 juta orang (dari 10,36 juta orang pada September 2014 menjadi 10,65 juta orang pada Maret 2015). Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan juga meningkat.

Angkanya naik dari 13,76% pada September 2014 menjadi 14,21% pada Maret 2015. Dari segi jumlah, selama periode September 2014-Maret 2015, kemiskinan di daerah perdesaan naik sebanyak 0,57 juta orang (dari 17,37 juta orang pada September 2014 menjadi 17,94 juta orang pada Maret 2015). Meningkatnya kemiskinan itudipicu oleh variabel komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap Garis Kemiskinan.

Pengaruhnya jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pengaruh komoditi makanan terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mi instan, gula pasir, tempe, tahu, dan kopi.

Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2015 tercatat sebesar 73,23 persen. Menurut BPS, pada periode September 2014-Maret 2015, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung mengalami kenaikan. Uraian kinerja perekonomian nasional, dilihat dari pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan dan kemiskinan menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam menggerakkan perekonomian nasional masih jauh dari menyejahterakan rakyat. 
Berbagai upaya yang sering disampaikan dengan retorika populis ternyata justru berbuah beratnya beban kehidupan masyarakat. Potret yang diungkapkan oleh BPS di atas, harusnya menjadi indikator bagi otoritas kebijakan bahwa kinerja mereka masih jauh dari kategori baik. 
Dampaknya adalah masyarakat tidak bisa mendapatkan akses pada pekerjaan dan penghidupan yang layak. Tanpa ada kemauan untuk melakukan koreksi, kehadiran pemerintahan saat ini dan segenap kebijakannya harus dijalani dengan semakin beratnya beban kehidupan sosial ekonomi rakyat.

Sumber: