Senin, 07 Januari 2019

ARTIKEL KEPUASAN KERJA


KEPUASAN KERJA
Oleh : Dewi Nurjanah (21215791)
Mahasiswa Prodi Akuntansi, Universitas Gunadarma
Email : dewinurjanah83@gmail.com

1.   PENDAHULUAN
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi yang bertujuan memperoleh keuntungan. Dalam melakukan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia  dikarenakan sumber daya manusia merupakan kekuatan daya pikir dan berkarya manusia yang masih tersimpan dalam diri, yang perlu digaji, dibina, dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik – baiknya. Manusia sebagai karyawan merupakan bagian penting yang terdapat dalam perusahaan dan sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan.
Perusahaan yang sukses memerlukan karyawan yang mampu dan mau mengerjakan tugas yang bukan termasuk tugas formal mereka. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja memiliki konsep akan hasil, perlakuan dan prosedur yang adil, sehingga perlu adanya kepercayaan antara keryawan dan atasan, maka karyawan akan dengan sukarela bertindak melebihi harapan organisasi. Kepuasan kerja sebagai apa yang membuat orang – orang menginginkan dan menyenangi pekerjaan karena mereka merasa bahagia dalam melakukan pekerjaannya. Agar tujuan suatu organisasi dapat terwujud karyawan harus bisa merasakan kepuasan dalam pekerjaannya agar prestasi kerja dapat meningkat dan tujuan perusahaan dapat terwujud.
Kepuasan kerja juga berpengaruh kepada komitmen organisasional. Pada fase awal faktor yang memepengaruhi komitmen karyawan pada perusahaan adalah karakteristik individu, harapan karyawan pada organisasi dan karakteristik pekerjaan. Disiplin kerja dapat mempengaruhi komitmen yang dimiliki karyawan karena organisasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komitmen, dimana bukan hanya mengkomunikasikan visi, misi, strategi dan tujuan perusahaan tapi bagaimana caranya agar komitmen itu tercipta. Karena itulah Komitmen dianggap sangat penting hingga membuat beberapa organisasi  memasukan unsur komitmen sebagai salah satu syarat seseorang untuk memegang jabatan.
Dalam artikel ini akan menjelaskan secara rinci tentan Kepuasan Kerja, Aspek – aspek Kepuasan Kerja, Faktor – faktor penentu kepuasan kerja, Konsekuensi Kepuasan Kerja, Cara mengukur Kepuasan Kerja, Hubungan kepuasan kerja dengan semangat kerja, Tingkat Stress, Program, fungsi dan tipe konseling.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

2.   STUDI TERDAHULU
No
Nama Peneliti dan
Tahun
Judul
Tujuan
Kesimpulan
1











2
Eni Erlina Ritonga
(2018).


























1. Erni Hayati Nasution
2. Said Musnadi
3. Faisal
(2018).













Peran Organizational Citizenship Behavior sebagai Pemediasi Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Perawat.










Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh
menjelaskan tentang Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Menjelaskan bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui OCB.







Mendeskripsikan keterliabatan kerja, beban kerja, budata organisasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan.
Pengaruh keterlibatan kerja, Beban kerja, budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
Hipotesis pertama Terdapat pengaruh secara langsung kepuasan kerja terhadap Kinerja Karyawan. Hipotesis kedua terdapat pengaruh secara tidak langsung kepuasan kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui OCB.






Terdapat pengaruh tidak langsung keterlibatan, beban kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja pegawai kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh.
3
1. Yuri Renata Riska
2. Aditya Wardana
(2018).
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Dapensi Dwikarya Bandung
Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Dapensi Dwikarya Bandung.
Kepuasan kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT Dapensi Dwikarya Bandung memiliki hubungan positif dan signifikan. Besarnya pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 54,8% dan sisanya sebesar 45,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
4.
1. Dede Kurnia Ilahi
2. Mochamad Djudi Mukzam
3.Arik Prasetya
(2017).
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja dan Komitmen Organisasional  Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang.
Untuk menggambarkan dan menjelaskan kepuasan kerja, disiplin kerja dan kmitmen organisasional.
Variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh secara signifikan dan positif terhadap disiplin kerja dan pengaruh kepuasan kerja secara tidak langsung terhadap komitmen organisasional melalui disiplin kerja.
5.
1. Steven Gondo Kusumo
2. Eddy Madiono Sutanto
(2015).
Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Karyawan.
Untuk mengetahui Pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan terhadap komitmen organisasional.
Variabel motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variable komitmen organisasional. Variable motivasi kerja dan kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasional dan dominasi oleh kepuasan kerja.

6
Rina Milyati Yuniastuti
(2011).

Pengaruh Kepuasan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada CV Organik Agro System di Bandar Lampung
Untuk mengetahui apakah kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan
Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada CV Organik Agro System dapat diterima.
7
Dhini Rama Dhania
(2010).
Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja Studi pada Medical Representatif Dikota Kudus.
Untuk mengetahui apakah stress kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
Bahwa stress kerja tidak secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja yang dirasakan medical representatif di kota kudus.

3.   PEMBAHASAN
3.1  Kepuasan Kerja
Edy Sutrisno (2011:74) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal – hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis. Kepuasan merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
3.2         Aspek – Aspek Kepuasan Kerja
Aspek – aspek yang diukur dalam kepuasan kerja yaitu:
1.      Kesesuaian
Seseorang akan merasakan kepuasan bila apa yang didapat seseorang lebih dari apa yang diharapkan
2.      Rasa adil
Kepuasan seseorang didapat bagaimana seseorang merasakan adanya suatu keadilan atas situasi tertentu, dan dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain.
3.      Hilangnya perasaan tidak puas
Merupakan faktor – faktor yang menjadi penyebab dan ketidakpuasan seseorang. Faktor – faktor yang meliputi adalah gaji, penyelia, teman kerja, kondisi kerja, kebijakan perusahaan dan kemanan kerja.
4.      Satisfiers
Merupakan faktor – faktor yang menjadi sumber dari kepuasan seseorang meliputi pekerjaan itu sendiri, prestasi kerja, kesempatan untuk maju dalam pekerjaan, pengakuan terhadap prestasi, dan tanggung jawab.

3.3         Faktor – faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Edy Sutrisno (2014:80) mengatakan faktor – faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja, yaitu:
1.      Faktor Psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, nyaman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan.
2.      Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi social baik antara sesame karyawan, maupun dengan atasannya.
3.      Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan (suhu, penerangan, pertukaran udara), kodisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
4.      Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi si    stem dan besrnya gaji, jaminan social, macam – macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
3.4         Konsekuensi Kepuasan Kerja
1.      Kepuasan dan Motivasi
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja. Karena kepuasan dengan pengawasan berkorelasi secara signifikan dengan motivasi, para manager disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan kerja. Para manager secara potensial meningkatkan motivasi para karyawan melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja
2.      Kepuasan dan Keterlibatan dalam Pekerjaan
Keterlibatan dalam pekerjaan merupakan keterlibatan individu dengan peran dalam pekerjaannya.
3.      Kepuasan dengan OCB
Kepuasan kerja dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi perilaku ekstra peran (OCB). Bahwa logis menganggap kepuasan sebagai predictor utama OCB, karena karyawan yang puas cenderung akan berbicara positif mengenai organisais, membantu individu lain, dan melewati harapan normal dalam pekerjaan mereka. Selain itu, karyawan yang puas mungkin akan memberikan peran yang lebih karena merespon pengalaman positif mereka.
4.      Kepuasan kerja dengan Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi mencerminkan bagaimana individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-tujuannya. Para manager disarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja dengan tujuan mendapatkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya komitmen yang tinggi dapat mempermudah terwujudnya produktivitas yang lebih tinggi
3.5         Cara Mengukur Kepuasan Kerja
ada tiga cara untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja, yaitu :
1.      Rating Scales dan Kuesioner
Rating scales dan kuesioner merupakan pendekatan pengukuran kepuasan kerja yang paling umum dipakai  dengan menggunakan kuesioner dimana rating scales secara khusus disiapkan. Dengan menggunakan metode ini, orang menjawab pertanyaan yang memungkinkan mereka melaporkan reaksi mereka pada pekerjaan mereka.

2.      Critical Incidents
Menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang mereka rasakan terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari.
3.      Interviews           
Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan secara langsung tentang sikap mereka, dengan mengajukan pertanyaan secara berhati-hati kepada pekerja dan mencatat jawabannya secara sistematis, hubungan pekerjaan dengan sikap dapat dipelajari.

3.6         Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Semangat Kerja (Morale)
Faktor sumber daya manusia merupakan tujuan utama dalam Pembangunan perusahaan hal ini di karena hasil kinerja karyawan Sebagai penentu kelangsungan perusahaan Kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam menjalankan sistem perusahaan karena jika karyawan tidakmelakukan pekerjaannya perusahaan tersebut akan mengalami kegagalan. Peningkatan kinerja dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti, peningkatan kepuasan kerja dan semangat kerja.
Untuk mengetahui kondisi kepuasan kerja melalui aspek ciri-ciri intrinsik pekerjaan, gaji, penyeliaan, rekan kerja dan kondisi kerja. Semangat kerja diketahui melalui dimensi semangat kerja yaitu: tingkat perilaku agresif, perasaan dalam pekerjaan; kemampuan beradaptasi dan keterlibatan ego. Sedangkan kinerja karyawan itu sendiri dapat dilihat dari: kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, efektifitas, kebutuhan pengawasan dan interpersonal impor.
3.7         Semangat Kerja
Semangat kerja adalah sikap kesediaan perasaan yang memungkinkan seorang karyawan untuk menghasilkan kerja yang lebih banyak dan lebih tanpa menambah keletihan, yang menyebabkan karyawan dengan antusias ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha kelompok sekerjanya.

3.8         Tingkat Stress
Ketika seseorang mengalami stress seringkali sesuai dengan kondisi tubuhnya. Saat stress seseorang kemungkinan akan mengalami beberapa hal sebagai berikut:
1.      Tidak fokus dalam melakukan aktivitas
2.      Menangis
3.      Psikosomatis
4.      Bahkan bisa melakukan tindakan yang melanggar norma.

3.9         Program, Fungsi dan Tipe Konseling
1.      Crisis Intervention Counseling
Intervensi konseling krisis sebagai metode yang digunakan untuk menolong dalam situasi segera, bantuan jangka pendek kepada individu yang mengalami masalah emosional, mental, fisik dan perilaku distress atau masalah dari pengalaman atau kejadian seperti:  Bencana alam, Pelecehan atau pemerkosaan seksual, perampokan, Sakit secara medik, Gangguan/sakit mental, Percobaan atau bunuh diri, Kehilangan, cerai atau perubahan drastis dalam hubungan
2.      Marriage and Family Counseling
Konseling pernikahan menciptakan dan memediasi satu lingkungan yang aman/nyaman untuk dua pribadi dalam pernikahan untuk mendiskusikan apa masalah yang dimiliki masing-masing terhadap pasangan, memecahkan perbedaan dan bekerja sama untuk saling meningkat kanpemahaman.
3.      Relationship Counseling
Relationship counseling menolong dua pribadi atau lebih dalam satu keluarga, pasangan, pekerja atau majikan di dunia kerja, atau antara profesional dengan klien dalam hubungan satu upaya untuk mengenal perbedaan
4.      Guidance and Career Counseling
BK Karier membantu dan mengentaskan bagi individu yang mencari pekerjaan, memutuskan di bidang akademik dan karier.
5.      Rehabilitation Counseling
Konseling rehabilitasi menolong individu dengan fisik, mental perkembangan yang terlambat dan gangguan otak) dan gangguan psikiatri untuk mencapai hidup yang produktif dan mandiri.
6.      Mental Health Counseling
Konseling kesehatan mental member perlakuan psikopatologi dan mempromosikan kesehatan mental yang optimal dan hidup sehat.
7.      Sexual Trauma Counseling
Konseling trauma seksual ini menyediakan layanan kepada anak dan orang dewasa yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dan juga keluarga melalui pendidikan masyarakat, advokasi danpemulihan.
8.      AIDS Counseling
Konseling AIDS adalah satu spesialisasi dari konseling yang menghadapi pencegahan dari peyakit dan pengobatan dari konseli yang di diagnosis dengan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau (Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
9.      Philosophical Counseling
Konseling Filosofi adalah konsleing menggunakan pengetahuan filososfis, analisis konseptual, dan keterampilan logik untuk menemukan makna baru sebagai cara dan ekspresi pemikiran.
10.  Grief and Bereavement Counseling
Konseling kehilangan dan kematian adalah bentuk terapi khusus dengan tujuan menolong individu dengan peristiwa kematian dan hadir di situasi kehilangan individu dalam kesehatan mental.
11.  Substance Abuse Counseling
Konseling penyalahgunaan zat adiktif menolong individu yang adiksi obat dan alkohol.
12.  Transgender Counseling
Konseling transgender menolong individu transgender menerima keunikannya, ketimbang menolak, memberontak atau malu atau bingung tentang dirinya, dan sosial menerima apa adanya.

KESIMPULAN
Kepuasan kerja penting untuk dipelajari karena dengan mengetahui kepuasan kerja maka memudahkan bagi organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan organisasi tersebut. Untuk meningkatkan Kepuasan Kerja pegawai secara keseluruhan, maka faktor yang perlu mendapatkan perhatian adalah adanya perasaan puas dan bangga yang dimiliki oleh pegawai sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi yang perlu mendapatkan perhatian bahwa pimpinan dapat memberikan pelayanan berkualitas dan meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan oleh pegawai.



REFERENSI
Dhania, Dhini Rama. 2010. Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja Studi pada Medical Representatif Dikota Kudus. Jurnal Psikologi, Vol.1, No 1 Desember 2010, Hal. 15-23.
Ilahi, Dede Kurnia., dan  Mochamad Djudi Mukzam. 2017. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja dan Komitmen Organisasional  Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.44, No 1 Maret 2017, Hal. 31-39.
Kusumo, Steven Gondo., dan Eddy Madiono Sutanto. 2015. Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Karyawan. Jurnal Manajemen, Vol. 17, No.2 September 2015, Hal. 186 – 196.
Nasution, Erni Hayati., dan Said Musnadi. 2018. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh. Jurnal Magister Manajemen, Vol.2, No.1 Januari 2018, Hal. 124-134.
Riska, Yuri Renata., dan Aditya Wardana. 2018. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Dapensi Dwikarya Bandung. Jurnal Administrasi Bisnis.
Ritonga, Eni Erlina. 2018. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Aceh. Jurnal Istiqodhuna, Vol. 14, No.1, Hal. 71-86 .
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Jakarta:Kencana.
                     . 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Keenam. Jakarta:Pranada Media Group.
Yuniastuti, Rina Milyati. 2011. Pengaruh Kepuasan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada CV Organik Agro System di Bandar Lampung. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 1, No. 2 April 2011, Hal. 199-210.