Minggu, 22 November 2015

PENGANTAR BISNIS TULISAN


DEWI NURJANAH

21215791

1EB20

 

 

 

 Melakukan Analisis Kelayakan dan Menyusun Rencana Bisnis Yang Unggul

 

PENDAHULUAN

            Bagi banyak wirausahawan salah satu hal mudah untuk meluncurkan suatu bisnis adalah mendapatkan ide dan menuaikan konsep. Para wirausahawan tidak kekurangan kreatifitas dan berkontribusi atas beberapa inovasi yang paling penting diseluruh dunia. Tetapi, kesuksesan usaha membutuhkan lebih daripada sekedar ide baru yang bagus. Jika para wirausahawan sudah mengembangkan suatu ide bisnis langkah berikutnya adalah melakukan analisis kelayakan untuk menentukan apakah mereka dapat mengubah ide tersebut menjadi usaha yang dapat bertahan. Para wirausahawan merasa bahwa proses penyusunan rencana bisnis adalah hal yang membosankan dan tak berguna. Kecenderungan mereka adalah langsung memulai bisnis. Menyusun rencana bisnis memang sebuah kerja keras apalagi untuk mencapai sesuatu yag unggul. Walaupun rencana bisnis tidak menjamin kesuksesan setidaknya ini akan membantu meningkatkan peluang untuk meraih kesuksesan dalam bisni. Maka dari itu tulisan ini membahas bagaimana cara  melakukan analisis kelayakan dan menyusun rencana bisnis yang unggul.

 

 
ISI
 

Melakukakan Analisis Kelayakan

Analisis Kelayakan adalah (feasibilty analisis) adalah proses menentukan apakah ide seorang wirausahawan merupakan dasar yang bisa bertahan untuk membentuk sebuah bisnis yang sukses. Tujuannya adalah untuk menetukan apakah ide bisnis tersebut layak diwujudkan. Jika ide tersebut lolos dari analisis kelayakan maka langkah berikutnya adalah membangun rencana bisnis yang solid untuk mengeksploitasi ide terebut.jika ide tersebut tidak lolos wirausahawan tersebut harus melupakannya dan berpindah ke peluang selanjutnya.

            Studi kelayakan tidak sama dengan rencana bisnis, keduanya memainkan peran penting tetapi memiliki peran yang berbeda dalam proses memulai usaha. Fungsi utama kelayakan adalah sebagai alat penyelidikan. Studi ini di desain untuk memberikan gambaran kepada seorang wirausahawan mengenai potensi pasar, penjualan dan laba suatu ide bisnis tertentu. Dipihak lain rencana bisnis adalah alat perencanaan untuk mengubah suatu ide manjadi kenyataan. Rencana ini dibangun berdasarkan studi kelayakan, tetapi memberikan analisis komprehensif dibandingkan studi kelayakan.

            Studi kelayakan berguna ketika para wirausahawan telah menghasilkan banyak ide untuk berbagai konsep bisnis dan harus membuat pilihan hingga ke ide yang terbaik. Studi kelayakan membuat para wirausahawan dapat dengan cepat mengeksplorasi sisi praktik dari tiap jalur yang berpotensi mengubah suatu ide menjadi suatu usaha yang sukses.

 

Analisis kelayakan terdiri dari 3 komponen yang saling berkaitan: Analisis kelayakan industri dan pasar, Analisis kelayakan produk atau jasa, dan Analisis kelayakan keuangan.\

 

1.     Analisis Kelayakan Industri dan Pasar

Ketika mengevaluasi kelayakan suatu ide bisnis, para wirausahawan akan mendapati bahwa analisis dasar atas industrii dan segmen pasar sasarannya sebagai awal yang bagus. Fokus tahap ini ada 2 hal: (1) menentukan seberapa menarik suatu industri secara keseluruhan sebagai rumah usaha baru tersebut, (2) mengidentifikasi berbagai potensi ceruk yang dapat ditempati suatu usaha kecil secara menguntungkan.

            Langkah pertama dalam menilaiseberapa menarik suatu industri adalah dengan menggambarkan industri tersebut dalam bentuk kasar, menilainya daam tingkat ‘makro’. Menjawab berbagai pertanyaan berikut ini:

·         Seberapa besar industri tersebut?

·         Seberapa cepat pertumbuhannya?

·         Apakah industri tersebut secara umum menguntungkan?

·         Apakah industri tersebut memiliki ciri margin laba tinggi atau margin laba tipis?

·         Seberapa penting berbagai produk atau jasanya bagi para pelanggannya?

·         Tren apa saja membentuk masa depa industri tersebut?

·         Tren apa saja ancama yang dihadapi industri tersebut?

·         Tren apa saja peluang yang dimiliki industri tersebut?

·         Berapa banyak pemain dalam industri tersebut?

·         Seberapa ketat tingkat persaingan dalam industri tersebut?

·         Apakah industri tersebut masih muda, sudah jenuh, atau diantaranya?

 

Salah satu alat yang berguna untuk menganalisis daya tarik suatu industri adalah model lima kekuatan (five forces model) yang dikembangkan oleh Michael Porter dari Hrvard Business School. Lima tekanan tersebbut berinteraksi satu sama lain untuk menentukan posisi dimana berbagai perusahaan bersaing dan karenanya, menentukan daya tarik industri tersebut: (1) Persaingan antar perusahaan yang bersaing dalam industri yang sama, (2) Daya tawar pemasok industri, (3) Daya tawar para pembeli, (4) Ancaman mauknya pemain baru kedalam industri yang sama, dan (5) ancaman substitusi produk atau jasa.

 

Persaingan antar perusahaan yang bersaing dalam Industri yang sama. Tekanan yang paling besar dari kelima tekanan tersebut dikebanyakan industri adalah persaingan yang ada diantara perusahaan yang bersaing dalam sebuah pasar tertentu. Ketika suatu perusahaan menciptakan sebuah inovasi atau mengembangkan suatu strategi yang unik dan mengubah pasar. Pada umumnya, suatu industri akan lebih menarik jika terdapat  kondisi-kondisi berikut:

·         Jumlah persaingan besar/disis ekstrem lainnya, sangat sedikit (kurang dari lima).

·         Para pesaing memiliki ukuran dan kemampuan yang berbeda.

·         Industri terkait tumbuh dengan sangat cepat.

·         Ada peluang untuk menjual suatu produk atau jasa yang terdiferensiasi.

 

Daya Tawar pemasok industri, semakin besar daya tawar (leverage) yang dimiliki para pemasok bahan mentah penting, semakin rendah daya tarik industri tersebut. Pada umumnya sebuah industri akan menarik jika ada kondisi-kondisi berikut :

·         Ada banyak pemasok yang menjual suatu komoditas produk ke berbagai perusahaan didalam industri tersebut.

·         Ada produk-produk substitusi yang tersedia untuk berbagai barang yang disediakan oleh pemasok.

·         Perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut merasa mudah untuk berpindah dari satu pemasokke pemasok lainnya atau untuk melakukan substitusi produk (dengan kata lain ‘biaya peralihan [switching cost] rendah`).

·         Barang-barang yang disediakan pemasok industri tersebut memakan porsi biaya yang relatif kecil dari seluruh biaya barang jadi dalam industri tersebut.

 

Daya Tawar para pembeli. Sama dengan para pemasok dalam suatu industri dapat menjadi sumber tekanan, para pembeli juga berpotensi menggunakan kekuasaan pentingmereka atas suatu usaha, sehingga membuat usaha tersebut kurang menarik. Jika jumlah pelanggan kecil dan biaya peralihan ke produk pesaing rendah, pengaruh para pembeli atas perusahaan akan tinggi. Pada umumnya suatu industri akan lebih menarik jika ada kondisi-kondisi tersebut:

·         “Biaya Peralihan” para pelanggan industri tersebut ke produk pesaing atau produk substitusi relatif tinggi.

·         Jumlah pembeli dalam industri tersebut besar.

·         Para pelanggan menginginkan berbagai produk diferensiasi, bukan membeli produk komoditas yang bisa didapat dari pemasok manapun (dan akhirnya yang dapat menjepit posisi suatu perusahaan ditengah perusahaan lainnya hingga terpaksa menurunkan harga).

·         [ara pelanggan sulit mengumpulkan informasi mengenai biaya, harga dan berbagai fitur produk pemasok suatu hal yang mejadi jauh lebih mudah untuk dilakukan para pelanggan dalam banyak industri dengan menggunakan World Wide Web.

·         Berbagai barang yang dijual oleh perusahaan dalam industri tersebut merupakan bagian yang relatif kecil dari biaya total barng jadi para pelanggan mereka.

 

Ancaman masuknya pemain baru ke dalam industri yang sama. Semakin besar kumpulan calon pemain baru dalam suatu industri, semakin besar pula ancamannya bagi perusahaan yang telah ada didalam industri tersebut. Kondisi ini akan berlaku dalam industri dimana hambatan untuk masuk, seperti persyaratan permodalan, pengetahuan khusus, akses jalur distribusi, dll. Pada umumnya, suatu industri akan dianggap lebih menarik bagi para pemain baru jika ada kondisi-kondisi berikut:

 

·         Keuntungan dari skala ekonomis tidak ada. Ada jika perusahaan mencapai biaya rata-rata yang rendah dengan menghasilkan produknya dalam volume yang tinggi.

·         Persyaratan permodalan untuk memasuki industri rendah.

·         Keuntungan biaya tidak berhubungan dengan ukuran perusahaan.

·         Para pembeli tidak setia pada suatu merek

·         Pemerintah tidak membatasi perusahaan baru memasuki industri.

 

Ancaman produk atau jasa substitusi. Dapat mengubah keseluruhan industri. Contohnya, penerbit koran mengalami penurunan jumlah pembacanya ketika generasi baru beralih ke sumber berita online yang secara terus menerus diperbaharui.

·         Produk-produk substitusi yang berkualitas tidak langsung tersedia

·         Harga produk substitusi tidak murah dibanding harga produk industri tersebut.

·         Biaya peralihan para pembeli ke produk substitusi tinggi.

 

2.     Analisis Kelayakan Produk Atau Jasa

Analisis kelayakan produk atau jasa (product or service feasibility analysis) menentukan daya tarik ide suatu produk atau jasa bagi para calon pelanggan dan mengidentifikasi berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan poduk atau jasa tersebut. Analisis kelayakan ini akan menjawab pertanyaan berikut:

·         Apakah para pelanggan mau membeli barang atau jasa kita?

·         Dapatkan kita menyediakan produk/jasa tersebut dengan tetap mendapat laba?
 

     Proses mendapatkan umpan balik tersebut dapat dilakukan dengan penelitian primer seperti survei pelanggan dan kelompok fokus, mengumpulkan riset pelanggan sekunder, membuat prototipe.

Penelitian Primer (primary research) dilakukan dengan mengumpulkan data langsung menganalisisnya. Teknik penelitian primer meliputi :

a)      Survei dan kuesioner pelanggan. Menjaga agar tetap singkat. Atur kata-kata pertanyaan dengan hati-hati agar tidak membuat hasil menjadi bias, dan gunakan sistem pemeringkatan yang sederhana.

b)      Kelompok fokus. Dibentuk dengan mendaftar sejumlah calon pelanggan (biasanya 8 sampai 12 orang) untuk memberikan umpan balik mengenai berbagai isu tertentu suatu produk atau jasa.

 

Penelitian Sekunder (secondary research) mencakup pengumpulan data yang sudah disusun pihak lain yang telah tersedia, sering kali dengan biaya yang wajar bahkan tanpa biaya. Pengumpulan data yang lebih murah darippada data primer:

a)      Analisis dagang dn direktori bisnis. Mencari suatu asosiasi dagang gunakan Business Information Sourches (University of California Press). Untuk pemasok gunakan The Thomas Register of American Manufactures.

b)      Daftar alamat korespondensi. Membbeli daftar korespondensi untuk hampir semua jenis usaha.

c)      Data Demografis. Mempelajari karakteristik demografis pelanggan secara umum.

d)      Data semua. Menerbitkan laporan yang meringkas data kesejahteraan dalam basis data.

e)      Prediksi. Menawarkan berbagai prediksidari mulai tingkat suku bunga hingga jumlah perumahan yang akan dibangun.

f)       Riset pasar. Ada pihak lain yang menyusun riset pasar yang dibutuhkan.

g)      Artikel. Majalah dalam jurnal yang berkaitan dengan usaha adalah sumber informasi yang bagus.

h)      Data lokal. Departemen perdagangan di negara sendiri daan kamar dagang lokal mungkin memiliki data mengenai  pasar lokal yang menjadi minat.

i)       World Wide Web. Wirausahawan akan tercengang dengan informasi pemasaran di www. Gunakan mensin pencari untuk mengakses informasi.

 

Prototipe adalah cara yang efektif untuk mengukur kelangsungan hidup suatu produk adalah dengan membangun prototipe. Prototipe itu adalah model asli suatu produk baru yang fungsional dan yang dapat diberikan oleh para wirausahawan kepada calon pelanggannya agar mereka dapat melihatnya, mengujinya dan menggunakannya.

 

3.     Analisis Kelayakan Keuangan

Komponen terakhir dari analisi kelayakan adalah penilaian kelayakan keuangan suatu proposal usaha. Seorang wirausahawan harus melakukan analisis keuangan secara lebih mendalam, jika ingin membentuk rencana bisnis yang berhasil baik.

Kebutuhan Modal

Seorang wirausahawan membutuhkan modal untuk memulai suatu usaha. Modal untuk meluncurkan bisnis jasa lebih kecil daripada modal untuk meluncurkan bisnis manufaktur/ritel. Perusahaan baru mebutuhkan modal untuk membeli berbagai perlengkapan, gedung dan aktiva berwujud lainnya. Analisis kelayakan yang bagus akan memberikan gambaran jumlah modal awal yang dibutuhkan wirausahawan untuk mendirikan dan menjalankan usaha tersebut.

Perkiraan Pendapatan

Seorang wirausahawan harus memprediksi potensi pendapat dari usaha yang akan didirikan. Berbagai asosiasi dagang dan publikasi seperti RMA memberikan petunjuk mengenai cara melakukan perkiraan penjualan dan pendapatan.

Pengembalian atas Investasi

4.      Menggabungkan perkiraan pendapatan dan kebutuhan modal untuk menentukan tingkat pengembalian yang akan dihasilkan usaha tersebut. Salah   ukuran yang mudah adalah tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan, yang dihitung dengan membagi perkiraan pendapatan yang dihasilkan usaha tersebut dengan jumlah modal yang diinvestasikan dalam usaha tersebut.

 

Langkah menyusun rencana bisnis

1.      Menentukn karakteristik usaha dan industri

2.      Menentukan struktur keuangan (Jumlah utang dan modal yang diinginkan)

3.      Membaca neraca keuangan terakhir untuk menentukan likuiditas, harta bersih dan utang/modal.

4.      Menentukan kualitas entrepreneur dalam usaha tersebut.

5.      Menetapkan fitur unik dalam usaha tersebut.

6.      Membaca seluruh rencana bisnis secara cepat (grafik, tabe, gambar dan komponen lain).

 

Rencana bisnis disusun bermanfaat bagi entrepreneur, memberikan gambaran menyeluruh bagi pemilik dana. Pemilik dana akan mencri bukti bahwa entrepreneur akan memperlakukan properti dan investasi yang dimiliki dengan hati-hati.

 

5 Unsur penting dalam menyusun rencana bisnis

1.      Tampilan

Penampilan fisik luar dari rencana bisnis harus benar-benar meyakinkan. Dijilid rapi menggunakan cetakan berwarna, sehingga memberika kesan profesional.

2.      Panjang

Panjang rencana bisnis tidak lebih dari 50 halaman. Hal-hal yang dimuat menggambarkan bisnis secara detail.

3.      Sampul dan Halaman Judul

Sampul memuat nama perusahaan, alamat, nomor telepon dan bulan-tahun rencana bisnis. Halaman judul juga memuat hal yang sama. Pada halaman tersebut, dipojok atas atau bawah menyebutkan nomor copy (tidak lebih dari 20). Memudahakan entrepreneur dalam merencanakan sirkulasi rencana bisnis.

4.      Ringkasan Eksekutif

Panjang ringkasan dua sampai tiiga halaman yang memuat hal-hal penting mengenal bisnis yang akan dijlankan entrepreneur.

5.      Tabel

Rencana bisnis akan lebih menarik jika disertai tabel yang mendeskripsikan bisnis secara sistematis dan jelas.

 

Komponen Rencana Bisnis yang Unggul

Rencana bisnis yang baik akan memberikan manfaat bagi entrpreneur yang akan menjalankan bisnis dan pemilik dana sebagai pihak yang bersedia meminjamkan dana. Rencana bisnis yang unggul harus berisi tentang informasi yang dibutuhkan investor. Pada rencana bisnis harus mempertimbangkan empat faktor yang saling terkait pada suatu bisnis baru. Keempat faktor itu adalah manusia, peluang, konteks, serta risiko dan penghargaan. Peluang merupakan profit dari bisnis yang mencakup apa yang akan dijual, dijual kepada siapa, apakah bisnis dapat bertumbuh, dan secara cepat, kondisi perekonomian, dan faktor penentu kesuksesan. Konteks merupakan lingkungan makro dan eksternal seperti lingkungan regulasi, tingkat suku bunga, tren demografis, inflasi, dan faktor lain yang tidak dapat dihindari dinamikanya dan dikontrol oleh entrepreneur

Komponen-komponen tang ada didalam rencana bisnis:

1.      Ringkasan Eksekutif

Rangkuman secara keseluruhan mengenai rencana bisnis. Hal-hal yang sebaiknya ada didalam rangkuman eksekutif adalah:

·         Model bisnis perusahaan dan daya kompetitifnya

·         Pasar sasaran perusahaan dan manfaat produk bagi pelanggan

·         Kualifikasi para pendiri dan karyawan

·         Aspek keuangan yang penting.

2.      Penyataan Visi dan Misi

Pernyataan visi mengungkapkan seperti apa dan akan menjadi apa perusahaan dimasa datang. Pernytaan misi mengungkpakna tujuan dan arah perusahaan.

3.      Sejarah Perusahaan

Mendeskripsikan mengapa perusahaan dibentuk, bagaimana perusahaan berkembang dan apa yang diimpikan sang entrepreneur dimasa depan. Bagian ini dapatmengungkap pencapaian sukses atas tujuan-tujuan pada masa lalu.

4.      Profil Bisnis dan Industri

Mendeskripsikan Industri dimana perusahaan akan beroperasi. Mengenai ukuran pasar, tren pertumbuhan, kekuatan kompeetitif, kondisi ekonomi, kompetitor, hambatan masuk serta keluar yang akan memberikan gambaran kelayakan produk atau jasa perusahaan tersebut.

5.      Strategi Bisnis

Mendeskripsikan bagaimana entrepreneur mencapai tujuan dan sasaran, meraih keunggulan bisnis dan menjadikan bisnisnya berbeda dengan pesaing.

6.      Deskripsi Produk atau Jasa Perusahaan

Mendeskrpsikan lini produk perusahaan, cara pelanggan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan, karakteristik dan manfaat dari produk tersebut. Dapat memberikan informasi mengenai hak paten, merek dagang atau hak cipta.

7.      Strategi Pemasaran

Mendeskripsikan pasar sasaran yang dituju perusahaan dengan segenap potensinya. Salah satu kegagalan entrepreneur adalah tak mampu merumuskan pasar sasaran yang dituju. Entrepreneur dapat menyajikan bukti atas klaim potensi pasar yang menjadi sasaran.

8.      Analisis Pesaing

Mendeskripsikan siapa pesaing perusahaan baik secara langsung maupun tidak, sasaran pesaing, strategi pesaing, kekuatan dan kelemahan pesaing.

9.      Deskripsi Tim Manajemen

Kesuksesan sebuah bisnis ditentukan oleh kualitas personilnya. Lembaga keuangan dan investor sangat mempertimbangkan personil yang berada didalam manajemen perusahaan tersebut.

10.  Rencana operasi

Mendeskripsikan struktur organisasi yang mengidentifikasi posisi kunci dan kualifikasi personil yang menjabatnya.

11.  Perkiraan Keuangan

Investor dan pemilik dana amat memperhatikan perkiraan keuangan. Saat menyusun rencana bisnis, entrepreneur harus berhat-hati dengan membuat perkiraan keungan dan mengindari ‘memalsukan angka’. Perkiraan harus realistis berdasarkan asumsi yang valid.

12.  Proposal Pinjaman atau Inveestasi

Mendeskripsikan tujuan pembiayaan, jumlah yang diperlukan dan rencana pembiayaan.

13.  Strategi Memanen

Mendeskripsikan rencana peralihan manajemen ketika bisnis tumbuh dan semakin berkembang..

 

 
 

PENUTUP

Jadi setiap usaha perlu dianalisis kelayakannya agar dapat mengetahui tingkat keuntungannya dan dapat menentukan prioritas investasi, agar dapat dihindari dari investasi yang memboroskan. Studi kelayakan itu kenyataan yang tidak akan mengarah pada usaha yang dapat dijalankan. Jika memiliki ide bisnis yang bagus harus dikelola dengan sebaik mungkin agar mendapatkan keuntungan.

Wirausahawan yang baik dan bijaksana adalah wirausahawan yang mau untuk menyusun rencana bisnis yang akan dikembangkan walaupun tidak menjamin akan sukses tetapi untuk mencegah sebuah kegagalah adalah menyusun rencana bisnis. Rencana bisnis memang memerlukan sebuah kerja keras memerlukan waktu dan juga tenaga, tetapi manfaat yang akan didapatkan jauh lebih berharga karena hal ini berfungsi untuk pedomana strategis wirausahawan kedepannya. Jadi, rencana bisnis harus disusun benar sesuai fakta.

 

 

Sumber :

W.Zimmere, Thomas dan Norman M.S.2008.Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta:Salemba empat

Wijatno, Serian.2009. Pengantar Entrepreneurship.Jakarta:Grasindo

Rabu, 18 November 2015

PENGANTAR BISNIS MINGGU 9

PENGANTAR BISNIS MINGGU 9
DEWI NURJANAH (21215791)
RIVA OKTAVIYANDARI (26215085)
1EB20
1.     Sebutkan perbedaan keputusan pembelanjaan dengan keputusan pembiayaan ?
Jawab :
 
Keputusan Pembelanjaan
Ø  Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi
Ø  Memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah
Ø  Hasil financing tercermin disebelah kanan neraca.
 
Keputusan Pembiayaan
Ø  Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekelompok kesempatan yang ada
Ø  Memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan
Ø  Hasil financing tercermin disisi kiri aktiva sebuah neraca
2.     Sebutkan metode penilaian investasi dan berikan rumusnya ?
Jawab :
Ada 5 metode penilaian Investasi,
1.      Metode Average Rate of Return.
Metode Average rate of ruturn atau bisa disebut juga sebagai metode Accounting Rate of Return menunjukkan persentase neto setelah pajak yang dihitung dari investasi rata-rata (average investment) atau dari initial investment (investasi awal). Perhitungan metode ini menggunakan data laba setelah pajak dan investasi dengan rumus sebagai berikut:
Accounting rate of return atas dasar initial Investment
                  Laba Setelah Pajak (EAT)
ARR   =
                  Investasi Awal Investment
Accounting rate of return atas dasar Investasi rata-rata
                                  Laba Setelah Pajak
ARR   =  
                  Investasi rata-rata (Average Statement)
Layak atau tidaknya suatu investasi dilakukan dengan membandingkan ARR yang disyaratkan dengan hasil hitungan menunjukkan angka yang lebih besar dri ARR yang disyaratka, usulan investasi dapat diterima. Sebaliknya, jika hasil lebih kecil, usulan investasi akan ditolak. Metode ARR jugamemiliki beberapa kelemahan, diantaranya tidak memperhatikan nilai waktu uang, kurang memperhatikan jangka waktu investasi dan menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan.
2.      Metode Net Present Value
Metode Net Present Value (NPV) banyak digunakan karena mempertimbangkan nilai waktu uang. NPV menghitung selisih antara nilai investasi dengan nilai sekarang  penerimaan kas bersih.  Jika hasil perhitungann menunjukkan angka yang posiif, usulan investasi dapat dipertimbangkan / diterima. Dan jika Kondisi sebaliknya, usulan investasi sebaiknya ditolak.
 
 


3.      Metode Profitability Index
Metode Profitability Index (PI), atau disebut juga dengan istilah Benefit cost ratio (B/C Ratio) merupakan perbandingan nilai sekarang aliran kas masuk di masa mendatang dengan nilai investasi . Rumus untuk menghitung PI adalah sebagai berikut:
   
 4.    Metode Internal Rate of  Return
Metode Internal Rate of Return (IRR) dapat di defiinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah sekaranvg dari pengeluaran modal (PV of Capital outlays. Perhitungan secara manual dilakukan dengan metode trial and Error atau dengan mencoba pada berbagai tingkat suku bunga dengan bantuan table NPV.

 5.  Metode Payback Period
Payback Period atau periode pengambilan investasi adalah suatu periode atau jangka waktu yang diperlukan untuk dapat menutup kembali  investasi menggunakan aliran kas neto atau proceed. Misalnya, investasi sebesar 50, sedangkan proceed selama 4 tahun masing-masing sebesar 20. Proceed tahun pertama belum mampu menutup investasi dan masih tersisa 30 (20 - 50). Proceed tahun kedua juga belum mampu menutup investasi karena masih tersisa 10 (20 - 30). Proceed tahun ketiga sudah mampu menutup investasi dan memiliki kelebihan 10 (20 - 10), karena kelebihan, jangka waktu investasi yang sebenarnya pada tahun ketiga adalah 10/20 atau 0,5 tahun. Dengan demikian, jangka waktu pengambilan investasi adalah 2,5 tahun.
Layak tidaknya suatu investasi dilakukan dengan membandingkan periode waktu maksimum yang ditetapkan dengan hasil hitungan. Jika hasil perhitungan menunjukkan jangka waktu yang lebih pendek atau sama dengan waktu maksimum yang ditetapkan, investasi dinyatakan layak. Sebaliknya, jika hasil perhitungan menunjukkan jangka waktu yang lebih lama dari yang disyaratkan, investasi sebaiknya ditolak.
Sumber:
Arifin, Johar dan Muhammad, Syukri. 2006. Aplikasi Excel dalam bisnis Perbankan
Terapan. Jakarta: PT Elex Media Kompitindo.
Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga.