DEWI
NURJANAH
21215791
1EB20
Melakukan
Analisis Kelayakan dan Menyusun Rencana Bisnis Yang Unggul
PENDAHULUAN
Bagi
banyak wirausahawan salah satu hal mudah untuk meluncurkan suatu bisnis adalah
mendapatkan ide dan menuaikan konsep. Para wirausahawan tidak kekurangan
kreatifitas dan berkontribusi atas beberapa inovasi yang paling penting
diseluruh dunia. Tetapi, kesuksesan usaha membutuhkan lebih daripada sekedar
ide baru yang bagus. Jika para wirausahawan sudah mengembangkan suatu ide
bisnis langkah berikutnya adalah melakukan analisis kelayakan untuk menentukan
apakah mereka dapat mengubah ide tersebut menjadi usaha yang dapat bertahan. Para
wirausahawan merasa bahwa proses penyusunan rencana bisnis adalah hal yang
membosankan dan tak berguna. Kecenderungan mereka adalah langsung memulai
bisnis. Menyusun rencana bisnis memang sebuah kerja keras apalagi untuk mencapai
sesuatu yag unggul. Walaupun rencana bisnis tidak menjamin kesuksesan
setidaknya ini akan membantu meningkatkan peluang untuk meraih kesuksesan dalam
bisni. Maka dari itu tulisan ini membahas bagaimana cara melakukan analisis kelayakan dan menyusun
rencana bisnis yang unggul.
Melakukakan Analisis Kelayakan
Analisis Kelayakan adalah (feasibilty analisis) adalah proses menentukan apakah ide seorang
wirausahawan merupakan dasar yang bisa bertahan untuk membentuk sebuah bisnis
yang sukses. Tujuannya adalah untuk menetukan apakah ide bisnis tersebut layak
diwujudkan. Jika ide tersebut lolos dari analisis kelayakan maka langkah
berikutnya adalah membangun rencana bisnis yang solid untuk mengeksploitasi ide
terebut.jika ide tersebut tidak lolos wirausahawan tersebut harus melupakannya
dan berpindah ke peluang selanjutnya.
Studi
kelayakan tidak sama dengan rencana bisnis, keduanya memainkan peran penting
tetapi memiliki peran yang berbeda dalam proses memulai usaha. Fungsi utama
kelayakan adalah sebagai alat penyelidikan. Studi ini di desain untuk
memberikan gambaran kepada seorang wirausahawan mengenai potensi pasar,
penjualan dan laba suatu ide bisnis tertentu. Dipihak lain rencana bisnis
adalah alat perencanaan untuk mengubah suatu ide manjadi kenyataan. Rencana ini
dibangun berdasarkan studi kelayakan, tetapi memberikan analisis komprehensif
dibandingkan studi kelayakan.
Studi
kelayakan berguna ketika para wirausahawan telah menghasilkan banyak ide untuk
berbagai konsep bisnis dan harus membuat pilihan hingga ke ide yang terbaik.
Studi kelayakan membuat para wirausahawan dapat dengan cepat mengeksplorasi
sisi praktik dari tiap jalur yang berpotensi mengubah suatu ide menjadi suatu
usaha yang sukses.
Analisis
kelayakan terdiri dari 3 komponen yang saling berkaitan: Analisis kelayakan
industri dan pasar, Analisis kelayakan produk atau jasa, dan Analisis kelayakan
keuangan.\
1. Analisis Kelayakan Industri dan Pasar
Ketika
mengevaluasi kelayakan suatu ide bisnis, para wirausahawan akan mendapati bahwa
analisis dasar atas industrii dan segmen pasar sasarannya sebagai awal yang
bagus. Fokus tahap ini ada 2 hal: (1) menentukan seberapa menarik suatu industri
secara keseluruhan sebagai rumah usaha baru tersebut, (2) mengidentifikasi
berbagai potensi ceruk yang dapat ditempati suatu usaha kecil secara
menguntungkan.
Langkah pertama dalam
menilaiseberapa menarik suatu industri adalah dengan menggambarkan industri
tersebut dalam bentuk kasar, menilainya daam tingkat ‘makro’. Menjawab berbagai
pertanyaan berikut ini:
·
Seberapa besar industri tersebut?
·
Seberapa cepat pertumbuhannya?
·
Apakah industri tersebut secara umum
menguntungkan?
·
Apakah industri tersebut memiliki ciri
margin laba tinggi atau margin laba tipis?
·
Seberapa penting berbagai produk atau
jasanya bagi para pelanggannya?
·
Tren apa saja membentuk masa depa industri
tersebut?
·
Tren apa saja ancama yang dihadapi
industri tersebut?
·
Tren apa saja peluang yang dimiliki
industri tersebut?
·
Berapa banyak pemain dalam industri
tersebut?
·
Seberapa
ketat tingkat persaingan dalam industri tersebut?
·
Apakah
industri tersebut masih muda, sudah jenuh, atau diantaranya?
Salah
satu alat yang berguna untuk menganalisis daya tarik suatu industri adalah
model lima kekuatan (five forces model)
yang dikembangkan oleh Michael Porter dari Hrvard Business School. Lima tekanan
tersebbut berinteraksi satu sama lain untuk menentukan posisi dimana berbagai
perusahaan bersaing dan karenanya, menentukan daya tarik industri tersebut: (1)
Persaingan antar perusahaan yang bersaing dalam industri yang sama, (2) Daya
tawar pemasok industri, (3) Daya tawar para pembeli, (4) Ancaman mauknya pemain
baru kedalam industri yang sama, dan (5) ancaman substitusi produk atau jasa.
Persaingan antar perusahaan yang
bersaing dalam Industri yang sama. Tekanan yang paling besar
dari kelima tekanan tersebut dikebanyakan industri adalah persaingan yang ada
diantara perusahaan yang bersaing dalam sebuah pasar tertentu. Ketika suatu
perusahaan menciptakan sebuah inovasi atau mengembangkan suatu strategi yang
unik dan mengubah pasar. Pada umumnya, suatu industri akan lebih menarik jika
terdapat kondisi-kondisi berikut:
·
Jumlah persaingan besar/disis ekstrem lainnya,
sangat sedikit (kurang dari lima).
·
Para pesaing memiliki ukuran dan kemampuan
yang berbeda.
·
Industri terkait tumbuh dengan sangat
cepat.
·
Ada peluang untuk menjual suatu produk
atau jasa yang terdiferensiasi.
Daya Tawar pemasok industri,
semakin
besar daya tawar (leverage) yang
dimiliki para pemasok bahan mentah penting, semakin rendah daya tarik industri
tersebut. Pada umumnya sebuah industri akan menarik jika ada kondisi-kondisi
berikut :
·
Ada banyak pemasok yang menjual suatu
komoditas produk ke berbagai perusahaan didalam industri tersebut.
·
Ada produk-produk substitusi yang tersedia
untuk berbagai barang yang disediakan oleh pemasok.
·
Perusahaan-perusahaan dalam industri
tersebut merasa mudah untuk berpindah dari satu pemasokke pemasok lainnya atau
untuk melakukan substitusi produk (dengan kata lain ‘biaya peralihan [switching
cost] rendah`).
·
Barang-barang yang disediakan pemasok
industri tersebut memakan porsi biaya yang relatif kecil dari seluruh biaya
barang jadi dalam industri tersebut.
Daya Tawar para pembeli.
Sama dengan para pemasok dalam suatu industri dapat menjadi sumber tekanan,
para pembeli juga berpotensi menggunakan kekuasaan pentingmereka atas suatu
usaha, sehingga membuat usaha tersebut kurang menarik. Jika jumlah pelanggan
kecil dan biaya peralihan ke produk pesaing rendah, pengaruh para pembeli atas
perusahaan akan tinggi. Pada umumnya suatu industri akan lebih menarik jika ada
kondisi-kondisi tersebut:
·
“Biaya Peralihan” para pelanggan industri
tersebut ke produk pesaing atau produk substitusi relatif tinggi.
·
Jumlah pembeli dalam industri tersebut
besar.
·
Para pelanggan menginginkan berbagai
produk diferensiasi, bukan membeli produk komoditas yang bisa didapat dari
pemasok manapun (dan akhirnya yang dapat menjepit posisi suatu perusahaan
ditengah perusahaan lainnya hingga terpaksa menurunkan harga).
·
[ara pelanggan sulit mengumpulkan
informasi mengenai biaya, harga dan berbagai fitur produk pemasok suatu hal
yang mejadi jauh lebih mudah untuk dilakukan para pelanggan dalam banyak industri
dengan menggunakan World Wide Web.
·
Berbagai barang yang dijual oleh
perusahaan dalam industri tersebut merupakan bagian yang relatif kecil dari
biaya total barng jadi para pelanggan mereka.
Ancaman masuknya pemain baru ke dalam
industri yang sama. Semakin besar kumpulan calon pemain baru
dalam suatu industri, semakin besar pula ancamannya bagi perusahaan yang telah
ada didalam industri tersebut. Kondisi ini akan berlaku dalam industri dimana
hambatan untuk masuk, seperti persyaratan permodalan, pengetahuan khusus, akses
jalur distribusi, dll. Pada umumnya, suatu industri akan dianggap lebih menarik
bagi para pemain baru jika ada kondisi-kondisi berikut:
·
Keuntungan dari skala ekonomis tidak ada.
Ada jika perusahaan mencapai biaya rata-rata yang rendah dengan menghasilkan
produknya dalam volume yang tinggi.
·
Persyaratan permodalan untuk memasuki
industri rendah.
·
Keuntungan biaya tidak berhubungan dengan
ukuran perusahaan.
·
Para pembeli tidak setia pada suatu merek
·
Pemerintah tidak membatasi perusahaan baru
memasuki industri.
Ancaman produk atau jasa substitusi. Dapat
mengubah keseluruhan industri. Contohnya, penerbit koran mengalami penurunan
jumlah pembacanya ketika generasi baru beralih ke sumber berita online yang
secara terus menerus diperbaharui.
·
Produk-produk substitusi yang berkualitas
tidak langsung tersedia
·
Harga produk substitusi tidak murah
dibanding harga produk industri tersebut.
·
Biaya peralihan para pembeli ke produk
substitusi tinggi.
2.
Analisis
Kelayakan Produk Atau Jasa
Analisis
kelayakan produk atau jasa (product or
service feasibility analysis) menentukan daya tarik ide suatu produk atau
jasa bagi para calon pelanggan dan mengidentifikasi berbagai sumber daya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan poduk atau jasa tersebut. Analisis kelayakan ini
akan menjawab pertanyaan berikut:
·
Apakah para pelanggan mau membeli barang
atau jasa kita?
·
Dapatkan kita menyediakan produk/jasa
tersebut dengan tetap mendapat laba?
Proses mendapatkan umpan balik tersebut
dapat dilakukan dengan penelitian primer seperti survei pelanggan dan kelompok
fokus, mengumpulkan riset pelanggan sekunder, membuat prototipe.
Penelitian
Primer (primary research)
dilakukan
dengan mengumpulkan data langsung menganalisisnya. Teknik penelitian primer
meliputi :
a) Survei
dan kuesioner pelanggan. Menjaga agar tetap singkat. Atur kata-kata pertanyaan
dengan hati-hati agar tidak membuat hasil menjadi bias, dan gunakan sistem
pemeringkatan yang sederhana.
b) Kelompok
fokus. Dibentuk dengan mendaftar sejumlah calon pelanggan (biasanya 8 sampai 12
orang) untuk memberikan umpan balik mengenai berbagai isu tertentu suatu produk
atau jasa.
Penelitian
Sekunder (secondary
research) mencakup pengumpulan data yang sudah disusun pihak
lain yang telah tersedia, sering kali dengan biaya yang wajar bahkan tanpa
biaya. Pengumpulan data yang lebih murah darippada data primer:
a) Analisis
dagang dn direktori bisnis. Mencari suatu asosiasi dagang gunakan Business Information Sourches (University of
California Press). Untuk pemasok
gunakan The Thomas Register of American
Manufactures.
b) Daftar
alamat korespondensi. Membbeli daftar korespondensi untuk hampir semua jenis
usaha.
c) Data
Demografis. Mempelajari karakteristik demografis pelanggan secara umum.
d) Data
semua. Menerbitkan laporan yang meringkas data kesejahteraan dalam basis data.
e) Prediksi.
Menawarkan berbagai prediksidari mulai tingkat suku bunga hingga jumlah
perumahan yang akan dibangun.
f) Riset
pasar. Ada pihak lain yang menyusun riset pasar yang dibutuhkan.
g) Artikel.
Majalah dalam jurnal yang berkaitan dengan usaha adalah sumber informasi yang
bagus.
h) Data
lokal. Departemen perdagangan di negara sendiri daan kamar dagang lokal mungkin
memiliki data mengenai pasar lokal yang
menjadi minat.
i) World
Wide Web. Wirausahawan akan tercengang dengan informasi pemasaran di www.
Gunakan mensin pencari untuk mengakses informasi.
Prototipe
adalah
cara yang efektif untuk mengukur kelangsungan hidup suatu produk adalah dengan
membangun prototipe. Prototipe itu adalah model asli suatu produk baru yang
fungsional dan yang dapat diberikan oleh para wirausahawan kepada calon
pelanggannya agar mereka dapat melihatnya, mengujinya dan menggunakannya.
3. Analisis Kelayakan Keuangan
Komponen terakhir dari
analisi kelayakan adalah penilaian kelayakan keuangan suatu proposal usaha.
Seorang wirausahawan harus melakukan analisis keuangan secara lebih mendalam,
jika ingin membentuk rencana bisnis yang berhasil baik.
Kebutuhan
Modal
Seorang wirausahawan
membutuhkan modal untuk memulai suatu usaha. Modal untuk meluncurkan bisnis
jasa lebih kecil daripada modal untuk meluncurkan bisnis manufaktur/ritel.
Perusahaan baru mebutuhkan modal untuk membeli berbagai perlengkapan, gedung
dan aktiva berwujud lainnya. Analisis kelayakan yang bagus akan memberikan
gambaran jumlah modal awal yang dibutuhkan wirausahawan untuk mendirikan dan
menjalankan usaha tersebut.
Perkiraan Pendapatan
Seorang
wirausahawan harus memprediksi potensi pendapat dari usaha yang akan didirikan.
Berbagai asosiasi dagang dan publikasi seperti RMA memberikan petunjuk mengenai
cara melakukan perkiraan penjualan dan pendapatan.
Pengembalian atas Investasi
4. Menggabungkan
perkiraan pendapatan dan kebutuhan modal untuk menentukan tingkat pengembalian
yang akan dihasilkan usaha tersebut. Salah ukuran
yang mudah adalah tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan, yang dihitung
dengan membagi perkiraan pendapatan yang dihasilkan usaha tersebut dengan
jumlah modal yang diinvestasikan dalam usaha tersebut.
Langkah menyusun rencana bisnis
1. Menentukn
karakteristik usaha dan industri
2. Menentukan
struktur keuangan (Jumlah utang dan modal yang diinginkan)
3. Membaca
neraca keuangan terakhir untuk menentukan likuiditas, harta bersih dan
utang/modal.
4. Menentukan
kualitas entrepreneur dalam usaha tersebut.
5. Menetapkan
fitur unik dalam usaha tersebut.
6. Membaca
seluruh rencana bisnis secara cepat (grafik, tabe, gambar dan komponen lain).
Rencana
bisnis disusun bermanfaat bagi entrepreneur, memberikan gambaran menyeluruh
bagi pemilik dana. Pemilik dana akan mencri bukti bahwa entrepreneur akan
memperlakukan properti dan investasi yang dimiliki dengan hati-hati.
5 Unsur penting dalam menyusun
rencana bisnis
1. Tampilan
Penampilan fisik luar dari rencana bisnis harus
benar-benar meyakinkan. Dijilid rapi menggunakan cetakan berwarna, sehingga
memberika kesan profesional.
2. Panjang
Panjang rencana bisnis tidak lebih dari 50 halaman.
Hal-hal yang dimuat menggambarkan bisnis secara detail.
3. Sampul
dan Halaman Judul
Sampul memuat nama perusahaan, alamat, nomor telepon
dan bulan-tahun rencana bisnis. Halaman judul juga memuat hal yang sama. Pada
halaman tersebut, dipojok atas atau bawah menyebutkan nomor copy (tidak lebih
dari 20). Memudahakan entrepreneur dalam merencanakan sirkulasi rencana bisnis.
4. Ringkasan
Eksekutif
Panjang ringkasan dua sampai tiiga halaman yang memuat
hal-hal penting mengenal bisnis yang akan dijlankan entrepreneur.
5. Tabel
Rencana bisnis akan lebih menarik jika disertai tabel
yang mendeskripsikan bisnis secara sistematis dan jelas.
Komponen
Rencana Bisnis yang Unggul
Rencana bisnis yang baik akan memberikan manfaat bagi
entrpreneur yang akan menjalankan bisnis dan pemilik dana sebagai pihak yang
bersedia meminjamkan dana. Rencana bisnis yang unggul harus berisi tentang
informasi yang dibutuhkan investor. Pada rencana bisnis harus mempertimbangkan
empat faktor yang saling terkait pada suatu bisnis baru. Keempat faktor itu
adalah manusia, peluang, konteks, serta risiko dan penghargaan. Peluang
merupakan profit dari bisnis yang mencakup apa yang akan dijual, dijual kepada
siapa, apakah bisnis dapat bertumbuh, dan secara cepat, kondisi perekonomian,
dan faktor penentu kesuksesan. Konteks merupakan lingkungan makro dan eksternal
seperti lingkungan regulasi, tingkat suku bunga, tren demografis, inflasi, dan
faktor lain yang tidak dapat dihindari dinamikanya dan dikontrol oleh
entrepreneur
Komponen-komponen tang ada didalam rencana bisnis:
1. Ringkasan
Eksekutif
Rangkuman secara keseluruhan mengenai rencana bisnis.
Hal-hal yang sebaiknya ada didalam rangkuman eksekutif adalah:
·
Model bisnis perusahaan dan daya
kompetitifnya
·
Pasar sasaran perusahaan dan manfaat
produk bagi pelanggan
·
Kualifikasi para pendiri dan karyawan
·
Aspek keuangan yang penting.
2. Penyataan
Visi dan Misi
Pernyataan visi mengungkapkan seperti apa dan akan
menjadi apa perusahaan dimasa datang. Pernytaan misi mengungkpakna tujuan dan
arah perusahaan.
3. Sejarah
Perusahaan
Mendeskripsikan mengapa perusahaan dibentuk, bagaimana
perusahaan berkembang dan apa yang diimpikan sang entrepreneur dimasa depan.
Bagian ini dapatmengungkap pencapaian sukses atas tujuan-tujuan pada masa lalu.
4. Profil
Bisnis dan Industri
Mendeskripsikan Industri dimana perusahaan akan
beroperasi. Mengenai ukuran pasar, tren pertumbuhan, kekuatan kompeetitif,
kondisi ekonomi, kompetitor, hambatan masuk serta keluar yang akan memberikan
gambaran kelayakan produk atau jasa perusahaan tersebut.
5. Strategi
Bisnis
Mendeskripsikan bagaimana entrepreneur mencapai tujuan
dan sasaran, meraih keunggulan bisnis dan menjadikan bisnisnya berbeda dengan pesaing.
6. Deskripsi
Produk atau Jasa Perusahaan
Mendeskrpsikan lini produk perusahaan, cara pelanggan
menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan, karakteristik dan manfaat dari
produk tersebut. Dapat memberikan informasi mengenai hak paten, merek dagang atau
hak cipta.
7. Strategi
Pemasaran
Mendeskripsikan pasar sasaran yang dituju perusahaan
dengan segenap potensinya. Salah satu kegagalan entrepreneur adalah tak mampu
merumuskan pasar sasaran yang dituju. Entrepreneur dapat menyajikan bukti atas
klaim potensi pasar yang menjadi sasaran.
8. Analisis
Pesaing
Mendeskripsikan siapa pesaing perusahaan baik secara
langsung maupun tidak, sasaran pesaing, strategi pesaing, kekuatan dan
kelemahan pesaing.
9. Deskripsi
Tim Manajemen
Kesuksesan sebuah bisnis ditentukan oleh kualitas
personilnya. Lembaga keuangan dan investor sangat mempertimbangkan personil
yang berada didalam manajemen perusahaan tersebut.
10. Rencana
operasi
Mendeskripsikan struktur organisasi yang
mengidentifikasi posisi kunci dan kualifikasi personil yang menjabatnya.
11. Perkiraan
Keuangan
Investor dan pemilik dana amat memperhatikan perkiraan
keuangan. Saat menyusun rencana bisnis, entrepreneur harus berhat-hati dengan
membuat perkiraan keungan dan mengindari ‘memalsukan angka’. Perkiraan harus
realistis berdasarkan asumsi yang valid.
12. Proposal
Pinjaman atau Inveestasi
Mendeskripsikan tujuan pembiayaan, jumlah yang
diperlukan dan rencana pembiayaan.
13. Strategi
Memanen
Mendeskripsikan rencana peralihan manajemen ketika
bisnis tumbuh dan semakin berkembang..
PENUTUP
Jadi setiap usaha perlu dianalisis kelayakannya agar
dapat mengetahui tingkat keuntungannya dan dapat menentukan prioritas
investasi, agar dapat dihindari dari investasi yang memboroskan. Studi
kelayakan itu kenyataan yang tidak akan mengarah pada usaha yang dapat
dijalankan. Jika memiliki ide bisnis yang bagus harus dikelola dengan sebaik
mungkin agar mendapatkan keuntungan.
Wirausahawan yang baik dan bijaksana adalah
wirausahawan yang mau untuk menyusun rencana bisnis yang akan dikembangkan
walaupun tidak menjamin akan sukses tetapi untuk mencegah sebuah kegagalah
adalah menyusun rencana bisnis. Rencana bisnis memang memerlukan sebuah kerja
keras memerlukan waktu dan juga tenaga, tetapi manfaat yang akan didapatkan
jauh lebih berharga karena hal ini berfungsi untuk pedomana strategis
wirausahawan kedepannya. Jadi, rencana bisnis harus disusun benar sesuai fakta.
Sumber :
W.Zimmere,
Thomas dan Norman M.S.2008.Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil.
Jakarta:Salemba empat
Wijatno,
Serian.2009. Pengantar Entrepreneurship.Jakarta:Grasindo